CILEGON, KOMPAS.com - PT Krakatau Steel akan menambah jumlah produksi 1,5 ton baja untuk mendukung program penggantian barang impor asing dengan barang produksi dalam negeri.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, PT Krakatau Steel akan mengoperasikan pabrik Hot Strip Mill (HSM) II pada Mei 2021 mendatang.
Nantinya, HSM II dapat menghasilkan baja HRC 1,4 juta ton per tahun untuk mengejar target substitusi impor sebanyak 35 persen pada tahun 2022.
"Tentu dengan perluasan atau ekspansi KS ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menyukseskan program substitusi impor," kata Agus kepada wartawan saat meninjau Pabrik Hot Strip Mill (HSM) II Krakatau Steel di Kota Cilegon, Kamis (25/3/2021).
Baca juga: Fakta Di Balik Cilegon Jadi Kota Terkaya, Wali Kota: Banyak Anak Putus Sekolah Kelas 1 SMA
Dijelaskan Agus, kontribusi pabrik HSM II sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasokan pasar baja nasional terutama di industri otomotif.
"Begitu nanti fasilitas baru (HSM) mulai memproduksi, ini akan turut menjadi bagian mendukung industri otomotif Indonesia dan bagian dari pengembangan infrastruktur," ujar Agus.
Baca juga: PDRB Per Kapita Kota Cilegon Tertinggi di Banten, Keenam di Indonesia
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT KS Silmy Karim menjelaskan, produksi HRC PT KS saat ini sekitar 2,2 juta ton per tahun.
Nah, dengan dioperasikannya HSM II pada Mei mendatang akan menambah produksi HRC sebanyak 3,7 juta ton per tahun.
"Sementara untuk kebutuhan dari industri nasional terhadap HRC sekitar 4,7 juta ton. Artinya, KS akan berkontribusi terhadap market HRC sekitar 65 persen industri dalam negeri," kata Silmy.
Kemudian sisa untuk memenuhi kebutuhan baja nasional akan ditopang oleh perusahaan lain, seperti di Surabaya dan di Bekasi,
Sementara untuk ekspor, Silmy menargetkan sekitar 20 persen produksi HRC dijual ke luar
"Di pasar dunia internasional sedang ada masalah supply chain baja. Sehingga kita mengambil momen itu untuk penetrasi di luar negeri. Seperti di awal bulan, kita ekspor 20.000 ton ke Eropa," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.