Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSJ Jabar Tangani Ratusan Anak Kecanduan Gawai Akibat Pandemi Covid-19

Kompas.com - 23/03/2021, 11:08 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Kegiatan belajar mengajar daring dari rumah untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 ternyata membawa efek negatif untuk anak-anak usia sekolah.

Dampaknya terjadi pada perubahan gaya hidup dan hubungan sosial yang mengakibatkan peningkatan kecemasan di kalangan anak dan remaja akibat tingginya kecanduan penggunaan gawai.

Direktur RS Jiwa Provinsi Jawa Barat dr Elly Marliyani mengatakan, jumlah pasien rawat jalan akibat kecanduan gawai pada Klinik Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat pada tahun 2020 menangani 104 pasien.

Menurut Elly, pasien kebanyakan mengalami masalah kejiwaan dan terdampak adiksi (kecanduan) games online.

"Sedangkan pasien murni adiksi games sebanyak 8 orang. Pada tahun 2021 bulan Januari hingga Februari, yang mengalami masalah kejiwaan dan terdampak adiksi games ada 14 pasien dan 5 pasien murni adiksi games yang Rawat jalan di Klinik Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJ Provinsi Jawa Barat. Saat ini tidak ada pasien rawat inap Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja dengan murni adiksi games,” kata Elly dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (23/3/2020).

Baca juga: Pasien Gangguan Cemas di RSJ Jabar Meningkat Selama Pandemi

Akibat pandemi Covid-19

Sementara itu, Psikiater Sub Spesialis Anak dan Remaja RSJ Provinsi Jawa Barat, dr Lina Budiyanti mengatakan, peningkatan penggunaan internet memang tak terhindarkan, mengingat pada masa pandemi pemerintah mengimbau agar masyarakat lebih banyak beraktivitas di rumah dan menerapkan pembatasan sosial.

"Rentang usianya (anak yang kecanduan gawai) 9 sampai 15 tahun," ungkap Lina.

Lina menjelaskan, dampak negatif anak yang kecanduan internet dan gawai dapat berupa perubahan mood atau emosi termasuk iritabilitas, kemarahan dan kebosanan, gangguan pola tidur dan kualitas tidur yang buruk, depresi dan cemas, serta risiko bunuh diri.

"Ada juga masalah kondisi fisik, buruknya kondisi kesehatan secara umum, gizi buruk dan konsumsi caffeine yang berlebihan, kehilangan teman di dunia nyata,  konflik dengan anggota keluarga, perpisahan dan perceraian, rusaknya produktifitas dan kehilangan pekerjaan serta masalah finansial," bebernya.

Lina membenarkan jika tingkat kecanduan gawai paling tinggi disebabkan oleh game online.

"Terapi yang diberikan bisa berupa konseling, psikoterapi, dan pada kasus-kasus yang berat atau sudah ada gejala gangguan jiwa bisa juga diberikan obat," ucapnya

Untuk pencegahan, lanjut Lina, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Yang pertama adalah membatasi pemakaian gawai, internet dan game untuk anak tidak lebih dari 2 jam.

Baca juga: Kementerian PPPA Nilai Anak Kecanduan Gawai Masalah Parenting Skill

"Kemudian mendorong anak menggunakan internet untuk hal yang produktif, mendorong anak untuk melakukan kegiatan lain khususnya kegiatan fisik dan aktifitas lain di luar rumah, mengurangi akses terhadap internet dengan menjauhkan gadget saat di tempat tidur," jelasnya.

"Penanganan untuk kecanduan internet tentunya memerlukan kolaborasi diantara para profesional dibidang kesehatan jiwa serta keluarga," tandas Lina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebanyak 4 Orang Jemaah Haji Asal DI Yogyakarta Berumur di Bawah 20 Tahun Akan Berangkat Tahun Ini

Sebanyak 4 Orang Jemaah Haji Asal DI Yogyakarta Berumur di Bawah 20 Tahun Akan Berangkat Tahun Ini

Regional
Siswi SD di Ambon Jadi Korban Pengeroyokan Sesama Temannya hingga Sesak Napas

Siswi SD di Ambon Jadi Korban Pengeroyokan Sesama Temannya hingga Sesak Napas

Regional
Tinjau Proyek Penanganan Longsor Bengawan Solo, Kepala Dinas PUPR Blora: Targetnya Selesai Akhir Bulan

Tinjau Proyek Penanganan Longsor Bengawan Solo, Kepala Dinas PUPR Blora: Targetnya Selesai Akhir Bulan

Regional
Bayi Laki-laki Ditemukan di Dalam Ember, Ada Surat Isinya Titip Anak

Bayi Laki-laki Ditemukan di Dalam Ember, Ada Surat Isinya Titip Anak

Regional
Vonis Ditunda, Selebgram Adelia Tutupi Wajah Pakai Map Hindari Kamera

Vonis Ditunda, Selebgram Adelia Tutupi Wajah Pakai Map Hindari Kamera

Regional
Hari Keempat Banjir Luwu, Tim SAR Masih Cari Satu Korban Hilang dan Evakuasi 8 Warga

Hari Keempat Banjir Luwu, Tim SAR Masih Cari Satu Korban Hilang dan Evakuasi 8 Warga

Regional
TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Rp 15 Miliar ke Singapura

TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Rp 15 Miliar ke Singapura

Regional
Dendam Ibu Disebut Dukun Santet, Pria di Ciamis Aniaya Tetangga, Satu Tewas

Dendam Ibu Disebut Dukun Santet, Pria di Ciamis Aniaya Tetangga, Satu Tewas

Regional
Dapat 17 Kursi, PDI-P Kuasai DPRD Kota Semarang

Dapat 17 Kursi, PDI-P Kuasai DPRD Kota Semarang

Regional
Jika BIM Terdampak Erupsi Marapi, Apa Solusi Penerbangan Haji Sumbar?

Jika BIM Terdampak Erupsi Marapi, Apa Solusi Penerbangan Haji Sumbar?

Regional
Polisi Tangkap 2 Pembunuh Mahasiswa di Sorong

Polisi Tangkap 2 Pembunuh Mahasiswa di Sorong

Regional
Mengenang Jembatan Ngembik Magelang Sebelum Dibongkar, Uji Adrenalin sampai Swafoto

Mengenang Jembatan Ngembik Magelang Sebelum Dibongkar, Uji Adrenalin sampai Swafoto

Regional
Pilkada Ende, Calon Independen Wajib Kantongi 21.101 Dukungan

Pilkada Ende, Calon Independen Wajib Kantongi 21.101 Dukungan

Regional
Pernah Panah Anggota TNI, Anggota OPM Kodap IV Sorong Kini Kembali ke NKRI

Pernah Panah Anggota TNI, Anggota OPM Kodap IV Sorong Kini Kembali ke NKRI

Regional
Damkarmat Lampung Selatan Tangkap Buaya yang Resahkan Warga

Damkarmat Lampung Selatan Tangkap Buaya yang Resahkan Warga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com