Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] KKB Sandera Pilot dan 3 Penumpang Susi Air | Pemilik Tanah Minta 4 Keluarga Terisolasi Bayar 150 Juta

Kompas.com - 14/03/2021, 06:55 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, kembali berulang. Kali ini, 30 anggota KKB menyandera pilot dan penumpang Susi Air.

Beruntung, dalam insiden pilot dan tiga penumpangnya selamat.

Penyanderaan itu terjadi di Lapangan Terbang Wangbe, Kabupaten Papua, Jumat (12/3/2021) pagi.

Dalam aksinya, KKB meminta agar pesawat Susi Air untuk tidak membawa TNI-Polri.

Tak hanya itu, KKB juga menyampaikan kekecewaannya kepada kepala kampung yang tidak memberikannya dana desa.

Setelah negosisai, pesawat kembali terbang dan berhasil mendarat di Terminal UPBU Bandara Moses Kilangin Timika.

Sementara itu, perselisihan akses jalan yang ditembok di Desa Widodaren, Kecamatan Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah yang dimediasi Polsek Petarukan berujung deadlock.

Pemilik lahan, Sukendro bersedial membongkar bangunannya jika Tri Budi mau membayar ganti rugi tanah banguna dan immaterial Rp 150 juta.

Sukendro menegaskan kompensasi menitikberatkan pada kerugian immaterial dan bukan soal perselisihan karena pelaksanaan Pilkades.

Baca populer nusantara selengkapnya:

1. 30 Anggota KKB Sandera Pilot dan 3 Penumpang Susi Air

Ilustrasi pesawat terbang di tengah cuaca mendung dan awan cumulonimbus. Keberadaan awan cumulonimbus tidak hanya dapat memberi dampak cuaca ekstrem, tetapi juga mengganggu penerbangan.SHUTTERSTOCK/Skycolors Ilustrasi pesawat terbang di tengah cuaca mendung dan awan cumulonimbus. Keberadaan awan cumulonimbus tidak hanya dapat memberi dampak cuaca ekstrem, tetapi juga mengganggu penerbangan.

Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel CZI IGN Suriastawa mengatakan, kejadian berawal saat 30 anggota KKB mendatangi Lapangan Terbang Wangbe dengan membawa dua pucuk senjata, pukul 06.20 WIT.

Kata Suriastawa, pesawat Susi Air itu dikemudikan oleh pilot Captain Ian John Terrence Hellyer yang merupakan warga Selandia Baru.

Pesawat itu membawa tiga orang penumpang yaitu Arikala Dolame, Ricky Dolame dan Arike Wandikbo.

Kemudian, puluhan anggota KKB itu pun menyandera pilot dan tiga penumpang tersebut.

Kata Suriastawa, KKB menyadera pilot dan penumpang tersebut selama dua.

Saat penyanderaan, KKB sempat menyodongkan senjata ke arah mereka hinga membuat pilot dan tiga penumpang ketakutan.

Dalam aksinya, KKB sempat mengancam agar pesawat maskapai Susi Air tidak menbawa TNI-Polri.

KKB juga mengeluhkan kekecewaannya pada kepala kampung karena tidak memberikan dana desa.

"Beruntung selama disandera dua jam, pilot dan tiga penumpang tidak mengalami tindak kekerasan. Walaupun merasa khawatir akan keselamatannya karena sempat ditodong senjata," kata Suriastawa, Sabtu (13/3/2021).

Baca juga: 30 Anggota KKB Sandera Pilot Pesawat Susi Air dan 3 Penumpang Selama 2 Jam di Papua

 

2. Pemilik Tanah Minta 4 Keluarga Terisolasi Bayar 150 Juta

Tembok yang dibangun menutup akses tiga rumah warga di Desa Widodaren, Petarukan, Pemalang Jawa Tengah.Kompas.com/Ari Himawan Tembok yang dibangun menutup akses tiga rumah warga di Desa Widodaren, Petarukan, Pemalang Jawa Tengah.

Sukendro mengatakan, bersedia membongkar bangunan 1x25 meter persegi miliknya untuk akses jalan jika Tri Budi mau mengganti rugi tanah bangunan dna immaterial Rp 150 juta.

Hal itu diungkapkan Sukendro usai melakukan mediasi dengan Tri Budi yang dilakukan Polsek Petakuran.

"Saya terus terang tidak ada masalah apapun diviralkan di media elektronik dan cetak. Saya membangun di situ, ini saya ada IMB dan sertifikat tanah. Saya hanya memberi 1x25 meter persegi, tapi dengan ketentuan ganti rugi tanah bangunan dan immaterial Rp 150 juta. Tapi ditawar Rp 16 juta," kata Sukendro di Mapolsek Petarukan, Sabtu (13/3/2021).

Kata Sukendro, Tri Budi hanya sanggup membayar Rp 16,5 juta. Namun, ia pun menolaknya.

Namun, kata Sukendro, ia juga masih membuka peluang untuk musyawarah jika nantinta pihak Tri seteuju dengan harga yang ia minta.

Kata Sukendro, ganti rugi yang ia minta tidak ada hubungannya soal perselisihan karena pelaksanaan Pilkades.

"Tidak ada hubungannya dengan pilkades," ungkapnya.

Baca juga: Pemilik Tanah Minta 4 Keluarga yang Terisolasi Bayar Rp 150 Juta jika Ingin Tembok Dirobohkan

 

3. Pimpinan kelompok ajaran Hakekok ingin tobat

Ilustrasi manditorwai Ilustrasi mandi

Ketua Majelis Ulama Indonesia Pandeglang Hamdi Ma'ani mengatakan, pemimpin kelompok ajaran Hakekok bernama Arya, mengaku ingin bertobat.

"Dia merasa bersalah, siap dibenarkan, siap dibimbing dan dibina. Pengen tobat," kata Hamdi kepada wartawan di Pandeglang, Jumat (12/3/2021).

Kepada Hamdi, Arya bercerita ajaran itu melakukan komitmen dengan Imam Mahdi dan dijanjikan kaya raya.

Karena menunggu bertahun-tahun tak ada bukti, mereka pun melakukan mandi bersama untuk membersihkan diri.

"Akhirnya setelah melakukan rajaban kemarin, mereka memutuskan untuk menyucikan diri, bebersih dan bubar," ungkapnya.

Baca juga: Pimpinan Kelompok Ajaran Hakekok dan Ritual Mandi Telanjang Bersama Nyatakan Ingin Tobat

 

4. Unggah jalan rusak ke FB, seorang guru dimarahi perangkat desa

Tangkapan video seorang guru dimarahi aparat desa karena posting jalan rusak di Desa Cijalingan, Cicantayan, Sukabumi .

Tangkapan layar/Tribun Jabar Tangkapan video seorang guru dimarahi aparat desa karena posting jalan rusak di Desa Cijalingan, Cicantayan, Sukabumi .

Seorang guru SMP Negeri di Desa Cijalingan, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat bernama Eko, dimarahi aparat desa gara-gara menggungah jalan rusak di Facebook.

Video guru tersebut dimarahi perangkat desa pun viral di media sosial.

Dalam video yang berduarasi 4.29 detik itu, tampak aparat desa memarahi guru itu.

"Apa maksudnya itu? Ini dipostingnya di Facebook lagi bukan di status WA. Facebook itu sedunia," kata seorang pria berkemeja putih sambil menunjuk guru tersebut, dikutip dari Tribunjabar, Sabtu (12/3/2021).

Terkait dengan video itu, Kepala Desa Cijalingan, Didin Jamaludin membenarkannya.

"Dalam video itu setidaknya ada BPD, LPMD, Karang Taruna, termasuk perangkat desa. Tujuannya ingin mengklarifikasi soal postingan di Facebook Pak Eko," ujarnya.

Kata Didin, aparat desa menilai postingan itu tidak etis dan tidak elok diunggah di medsos. Sebab, Eko merupakan seorang.

"Beliau adalah salah satu guru di SMP Negeri di Cicantayan. Mungkin menurut rekan-rekan perangkat desa postingan itu tidak etis dan tidak elok untuk diposting, apalagi oleh seorang guru," jelasnya.

Baca juga: Unggah Video Jalan Rusak ke Facebook, Guru Eko Dimarahi dan Ditunjuk-tunjuk Perangkat Desa

 

5. Tukang bangunan jadi YouTuber

Ilustrasi. Ilustrasi.

Mulatif Mustofa, warga Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen, Gunungkidul, membanting setir dari seorang kuli bangunan kini menjadi seorang YouTuber.

Tova, sapaan akrbanya awalnya hanya membantu temannya dlam membuat video.

Namun, seiringnya jalan ia pun mencoba membuat video kolaborasi ambil bekerja.

Tova memproduksi video tentang keseharian orang desa, seperti membuat makanan kampung, wisata lokal, hingga panen.

Hasilnya, video yang ia buat pun banyak disukai oleh warganet.

Subscribernya kini mencapai 13.400 orang. Setiap dua hari ia merilis video dan ditonton rata-rata 10 ribu orang.

"Lumayan per bulannya bisa UMR Jogja lah," kata pria sederhana itu.

Baca juga: Pandemi, Tukang Bangunan di Gunungkidul Pilih Jadi YouTuber, Buat Konten di Desa, Hasilkan Jutaan Rupiah

 

Sumber: Kompas.com (Penulis: Markus Yuwono, Dhias Suwandi | Editor: David Oliver Purba, Phytag Kurniati, Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com