Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kopka Ade Casmita, Lumpuh Setelah Disengat 8 Tawon Ndas

Kompas.com - 06/03/2021, 08:00 WIB
Farida Farhan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Ade Casmita (47) terisak sambil menceritakan awal mula dirinya mengalami kelumpuhan.

Bicaranya terbata-bata saat mengingat kisah kelam disengat tawon ndas.

Prajurit TNI berpangkat Kopral Kepala (Kopka) itu duduk di kursi roda didampingi istrinya di teras rumah yang berada di Kampung Dawuan Oncom, Desa Dawuan Kaler, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jumat (5/4/2021).

Baca juga: Drama KLB Demokrat, Diawali Tari Perang hingga Dering Telepon Moeldoko

Ade bercerita, sekitar 4 tahun lalu, ia tengah latihan bersama Resimen Armed 02 Kostrad 10 di Ambal, Kebumen, Jawa Tengah.

Sebanyak tiga batalion membawa astros atau peluncur roket keluaran terbaru.

"Latihan menembak rudal, saya pasang repeater," ujar Ade kepada Kompas.com.

Saat naik ke tower Telkom setinggi 70 meter, Ade menyadari bahwa di atas pijakannya ada sarang tawon ndas.

Ade berinisiatif membuang sarang tawon itu, lantaran khawatir tawon-tawon bakal menyerangnya dan membuat ia jatuh.

Sayangnya, ada sekitar 8 tawon ndas yang mengeroyoknya.

"Ada sekitar 8 ekor lah. Entupannya (sengatannya) di kepala dan badan," kata mantan prajurit Batalion Armed 10/Brajamusti itu.

Baca juga: Anggota TNI di Bulukumba Dikeroyok 5 Orang Bertopeng, Polisi Buru Pelaku

Ade berhasil turun dari tower, meski menahan sakit yang luar biasa.

Kepalanya pusing akibat sengatan tawon yang memiliki nama ilmiah Vespa affinis itu.

Kopka Ade segera melanjutkan tugasnya.

Sang istri, Rita Juwita mengatakan, Kopka Ade sebenarnya sedang dalam kondisi kurang sehat saat sebelum berangkat latihan ke Ambal.

Namun, lantaran tak ada penggantinya, Ade tetap berangkat.

Kondisi seperti penderita stroke

Usai kembali dari latihan, Rita tak tega melihat sakit suaminya.

Ia mengajak Ade untuk berobat ke Kesdim.

Namun, Ade menolak lantaran sudah petang.

"Tahu-tahu bangun tidur sudah enggak bisa apa-apa Bapak (Ade), dia teriak-teriak, 'kok saya enggak bisa'," ujar Rita.

Sejak saat itu, Ade tak bisa beraktivitas normal. Kondisinya mirip dengan penderita stroke.

Selain tidak bisa berjalan, bicaranya juga tak begitu jelas.

Pada tiga tahun pertama sejak disengat tawon, bapak tiga anak itu bahkan seperti tak sadarkan diri.

Ade seperti tidak mengenali keluarga dan kawan-kawannya.

Rita sempat khawatir, menduga umur suaminya tidak akan panjang.

"Ternyata Allah kasih kesempatan saya untuk mengurus suami saya sampai sekarang," ujar Rita sambil mengusap air mata.

Perempuan 42 tahun itu sudah membawa suaminya berobat ke mana-mana, mulai dari pengobatan tradisional hingga beberapa rumah sakit.

Dukungan dan semangat

Rita bersyukur, pada setahun terakhir semangat suaminya kembali tumbuh.

Apalagi banyak rekan-rekan sejawat Ade menyempatkan menyapanya.

Bahkan, atasannya di Batalion Armed 10/Brajamusti Kolonel Anang Krisna, beberapa waktu lalu menyambangi rumahnya.

"Saya mencoba mengetes ingatannya dengan video call temannya. Dia ingat, bahkan bisa becerita. Saya senang sekali," ungkap Rita.

Rita pun bersyukur, ketiga anaknya amat pengertian.

Tak pernah banyak permintaan, putra sulung Andre Anggada Pratama bahkan rela mengisi hari-harinya untuk merawat Ayahnya.

Rita tanpa henti memberikan nasihat kepada pemuda 21 tahun itu.

Meski tiga kali gagal mendaftar masuk TNI, Andre diminta untuk tetap semangat, sabar, serta tetap ikhlas merawat sang Ayah.

"Nanti pasti ada saatnya. Mudah-mudahan tahun ini ada jawabannya. Tetap ikhlas merawat Ayahmu. Sekarang seminggu tiga kali, dia (Andre) dilatih personel Kodim (0605/Subang)," ungkap Rita.

Begitu pun dua putrinya, Adelia Putri Faithul Jamila (16) dan Aira Puspita Dewi Casmita (11) yang tak lelah membantu, termasuk berjualan untuk membantu kebutuhan.

Dalam kenangan Kolonel Arm Anang Krisna, seperti dalam video yang diunggah YouTube TNI Angkatan Darat, Kopka Ade adalah adalan tentara yang luar biasa.

Ade dinilai paling getol belajar dan tidak pernah menolak tugas. 

Ia amat mahir dalam hal kelistrikan, komunikasi, dan perhubungan.

Bagi Anang dan Armed Brajamusti Kostrad TNI AD, Kopka Ade adalah kebanggan.

Jualan seblak hingga keripik

Ade masih menerima gaji sebagai tentara.

Namun, sebagian besar digunakan untuk berobat.

Rita pun memutar otak. Ia dibantu ketiga putranya berjualan seblak, nasi uduk, kerupuk seblak, hingga keripik.

Ia melakukannya agar suaminya tetap bisa berobat dan anak-anaknya bisa makan.

Selain untuk berobat, uang gaji Ade juga digunakan untuk membayar pinjaman.

Rita mengaku memberanikan diri meminjam uang dari bank untuk membangun rumah yang sudah setahun ditempati.

Sebelumnya, mereka mengontrak di belakang Makodim 0605 Subang.

"Sebelum saya usaha seperti ini, makan itu seketemunya, kadang ketemu makan, kadang enggak," ujar dia.

Meski sudah banyak yang berjualan keripik, Rita yakin rezeki tak akan tertukar.

Awalnya, ia hanya membeli sedikit bahan-bahan keripik. Setelah digoreng dan dibumbui, penganan ringan itu dibawa Adelia ke sekolah.

"Awalnya dia tidak berani menawarkan. Tapi setelah ditawarkan, teman-temannya justru pada mau," ujar dia.

Rita bercerita, akhir-akhir ini banyak pesanan yang masuk.

Apalagi usai video yang diunggah di saluran YouTube TNI AD ditonton lebih dari 2 juta kali.

Bahkan, istri Kepala Staf TNI AD Andika Perkasa, Hetty Andika Perkasa turut memesan.

"Alhamdulillah, apa yang ada di video itu benar semua," tutur Rita.

Rita pun bersyukur banyak yang membantu, seperti halnya Komandan Kodim 0605 Subang dan jajaran, serta rekan-relan sejawat suaminya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Regional
4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

Regional
Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik Putus Akses Padang-Solok, Lalin Macet Parah

Longsor di Sitinjau Lauik Putus Akses Padang-Solok, Lalin Macet Parah

Regional
Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus, Desa Waowala Dilanda Hujan Abu

Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus, Desa Waowala Dilanda Hujan Abu

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik Sumbar, 2 Kendaraan Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik Sumbar, 2 Kendaraan Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com