Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutup Ruang Publik untuk Tekan Kasus Covid-19, Bupati Wonogiri Di-bully Warga

Kompas.com - 02/03/2021, 21:57 WIB
Muhlis Al Alawi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com-Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengaku sempat menjadi korban perundungan oleh warganya sendiri setelah membuat kebijakan menutup ruang publik, tempat wisata dan melarang hajatan semasa pandemi Covid-19.

Warga merundung Joko karena tidak terima kegiatannya dibatasi. Apalagi, pembatasan yang diterapkan di Wonogiri tidak diterapkan di daerah lain. 

Namun, Joko tidak masalah harus jadi korban perundungan karena menutup ruang publik dan melarang hajatan.

Baca juga: Tren Penambahan Kasus Covid-19 di Wonogiri Turun Setelah Tempat Wisata Ditutup

“Saya di-bully (dirundung) apa pun, yang penting secara substansi dan esensi, kebijakan itu bisa kami pertanggungjawabkan. Kebijakan ini tidak ada tendensi bersifat pribadi atau kelompok,” ujar Jekek sapaan akrab Joko Sutopo, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/3/2021).

Bagi Jekek, bully itu tidak akan mengendorkan penerapan kebijakan tersebut karena langkah itu memiliki kepentingan yang lebih besar untuk masyarakat.

Dia juga sudah menyadari kebijakan itu akan menulai polemik di tengah masyarakat.

“Tidak ada masalah karena saya bicara kepentingan yang lebih besar. Jadi kebijakan kami tidak akan mungkin memuaskan semua pihak,” ungkap Jekek.

Menurut Jekek, kebijakan itu juga terbukti menjadikan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Wonogiri terendah di wilayah Solo Raya.

Baca juga: Begini Upaya Pemkab Wonogiri Bujuk Warga Lansia agar Mau Divaksin Covid-19

Jekek menambahkan kebijakan penutupan ruang publik, tempat wisata, dan larangan hajatan, merupakan ikhitiar atas kewenangan dimilikinya untuk memberikan perlindungan ke masyarakat.

Pasalnya ruang publik, tempat wisata, tempat hajatan menjadi ruang yang berpotensi terjadinya kerumunan dan penularan virus corona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com