Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Senjata di Intan Jaya, Korban Jiwa Berguguran hingga Seruan Damai

Kompas.com - 17/02/2021, 17:58 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Konflik senjata di Kabupaten Intan Jaya, Papua, telah merenggut nyawa baik warga sipil hingga prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Menurut catatan Asisten Operasi Kogabwilhan III Brigjen TNI Suwastyo, 11 prajurit TNI dari Yonif 400/BR gugur dalam tugas saat menjaga daerah rawan. 

Menurut Suwastyo, dari jumlah tersebut, 4 di antaranya gugur dalam baku tembak. Sementara itu, sisanya gugur karena kecelakaan saat truk yang dikendarai alami rem blong.

"Dari jumlah tersebut empat prajurit di antaranya meninggal akibat kecelakaan lalu-lintas," kata Brigjen TNI Suwastyo, seperti dilansir dari Antara.

Baca juga: Terancam, Warga Intan Jaya Mengungsi, Tokoh Agama: Segera Hentikan Konflik

Sementara itu, berdasar data dari Polda Papua selama tahun 2020, telah terjadi 49 kasus penembakan dan penganiayaan di sejumlah wilayah, yaitu Polres Nduga, Intan Jaya, Paniai, Puncak Jaya, Keerom dan Polres Pegunungan Bintang.

Perampasan senjata

Kasus penyerangan di Polres Intan Jaya tercatat paling tinggi dengan 23 kasus penembakan, penganiayaan dan perampasan senjata api.

Dari aksi tersebut, tercatat tiga anggota TNI, dua anggota Polri dan lima warga sipil menjadi korban luka.

Lalu, korban meninggal tercatat tiga anggota TNI dan 10 warga sipil.

Baca juga: Pesan Ayah Prada Ginanjar: Selesaikan Konflik Papua, Jangan Ada Tentara Jadi Korban Lagi...

Intan Jaya siaga satu

Sementara itu, dari informasi terkini, aparat kepolisian di Intan Jaya sudah menetapkan status keamanan siaga satu karena teror KKB yang tiada henti.

Status siaga satu itu, menurut Kapolres Intan Jaya Kapolres Intan Jaya Ajun Komisaris Besar I Wayan G Antara, warga diminta untuk tidak lagi beraktivitas pada pukul 17.00 WIT.

 

Baca juga: Mencekam, Teror KKB Tiada Henti, Polisi Tetapkan Siaga 1 di Intan Jaya

Wayan menyebut, saat ini KKB sudah masuk di kawasan kota. Hal ini yang kemudian membuat warga dari empat kampung mengungsi ke Kompleks Pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai, Distrik Sugapa.

"Warga mengungsi karena aksi KKB yang tidak hanya mengincar aparat keamanan, namun juga mereka. KKB sudah menempatkan anggotanya hingga di Sugapa," ujar Wayan, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (17/2/2021).

Warga mengungsi

Akibat konflik senjata yang terus terjadi, warga Intan Jaya. Sampai Senin (15/2/2021), jumlahnya telah mencapai sekitar 1.000 orang.

Menurut Pemerintah Provinsi Papua, terkait data dan kondisi pengungsi terhambat masalah komunikasi. 

"Kondisi saat ini pengungsian di Sugapa memang belum terpantau oleh kami karena pesawat terbatas dan komunikasi juga tidak bisa," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua, Ribka Haluk, di Jayapura, Rabu (17/2/2021).

Baca juga: 100 Personel Brimob NTT Dikirim ke Papua 6 Bulan, Amankan Wilayah dari KKB, Ini Pesan Kapolda

Seruan damai

Sementara itu, seruan damai terus dilakukan sejumlah tokoh, salah satunya Administratur Keuskupan Timika Pastor Marthen Kuayo Pr.

Dirinya meminta, konflik bersenjata yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, harus segera dihentikan.

"Kami dari gereja mengajak pemerintah dalam hal ini aparat TNI dan Polri maupun pihak TPN-OPM untuk mengambil langkah-langkah berdialog untuk mengakhiri konflik di Intan Jaya. Kalau situasinya tetap seperti ini maka sudah pasti korban akan terus berjatuhan dari kedua belah pihak," kata Pastor Marthen di Timika, Selasa.

(Robertus Belarminus).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Tahun Dilanda Banjir, Warga Sukabumi Selatan Sudah Siap-siap Saat Hujan Tiba

Puluhan Tahun Dilanda Banjir, Warga Sukabumi Selatan Sudah Siap-siap Saat Hujan Tiba

Regional
Pemkab HST Sabet 3 Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Pemkab HST Sabet 3 Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Regional
NTT dan Beban Demografi 2030

NTT dan Beban Demografi 2030

Regional
Bolehkah Berhenti di Bahu Jalan untuk Buang Air Kecil?

Bolehkah Berhenti di Bahu Jalan untuk Buang Air Kecil?

Regional
Solusi Mendasar Atasi Sampah Citarum

Solusi Mendasar Atasi Sampah Citarum

Regional
Dompet Dhuafa Bagikan Daging Kurban kepada 920 KK di Dusun Nglelo

Dompet Dhuafa Bagikan Daging Kurban kepada 920 KK di Dusun Nglelo

Regional
Jangan Ada Lagi Nyawa Melayang Setelah Laporan Polisi Dilayangkan

Jangan Ada Lagi Nyawa Melayang Setelah Laporan Polisi Dilayangkan

Regional
Bupati Blora Arief Rohman Sampaikan Tiga Pesan Penting di Hari Raya Idul Adha

Bupati Blora Arief Rohman Sampaikan Tiga Pesan Penting di Hari Raya Idul Adha

Regional
Begini Rasanya Mengangkat Bongkahan Emas dan Perak Senilai Rp 2 Miliar

Begini Rasanya Mengangkat Bongkahan Emas dan Perak Senilai Rp 2 Miliar

Regional
“Mooring System” Pertama Terpasang di Raja Ampat, Kadis P2KP: Untuk Kepentingan Wisata dan Piring Makan Warga

“Mooring System” Pertama Terpasang di Raja Ampat, Kadis P2KP: Untuk Kepentingan Wisata dan Piring Makan Warga

Regional
Sambil Malu-malu Kepala Kampung Friwen Sebut Masyarakat Inginkan Bantuan Rumah

Sambil Malu-malu Kepala Kampung Friwen Sebut Masyarakat Inginkan Bantuan Rumah

Regional
Polri dan Kasus Vina Cirebon: Pengusutan Kembali Setelah 8 Tahun Berlalu

Polri dan Kasus Vina Cirebon: Pengusutan Kembali Setelah 8 Tahun Berlalu

Regional
Danny Pomanto Jadi Satu-Satunya Wali Kota Indonesia yang Diundang World Water Forum 2024 di Bali

Danny Pomanto Jadi Satu-Satunya Wali Kota Indonesia yang Diundang World Water Forum 2024 di Bali

Regional
Pilkada Aceh Singkil 2024, Kemiskinan, dan Potensi SDA

Pilkada Aceh Singkil 2024, Kemiskinan, dan Potensi SDA

Regional
Melestarikan Praktik Ekonomi Peternakan di Lahan Savana Kaki Gunung Tambora

Melestarikan Praktik Ekonomi Peternakan di Lahan Savana Kaki Gunung Tambora

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com