Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imam Besar Masjid New York: Kita Harus Lebih Banyak Bangun Jembatan, Bukan Tembok

Kompas.com - 12/07/2017, 13:28 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Imam Besar di Islamic Center of New York Amerika Serikat Muhammad Syamsi Ali mengaku bersyukur bisa datang ke Kota Semarang. Semarang merupakan salah satu kota di Indonesia yang terkenal dengan toleransinya.

Pengusung Islam toleran di tingkat global itu mengaku, pertama kali menginjakkan kaki di Semarang, ia merasakan warna toleran kota Lumpia ini. Menurut Syamsi Ali, Islam toleran dihayati melalui ketakwaan individu dan ketakwaan kolektif.

Ketakwaan kolektif berbasis ketakwaan individu harus membuahkan keadilan, kemanusiaan, kesejahteraan, dan kebenaran.

"Kita harus lebih banyak membangun jembatan bukan tembok dalam perjumpaan dengan siapa saja. Dunia global begitu kecil tanpa batas, inilah rumah kita bersama," kata Ali dalam acara Halal Bihalal Keluarga Besar Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Selasa (11/7/2017).

(Baca juga: Saat Budayawan Lintas Iman Meriahkan Imamat Seorang Pastor Katolik)

"Jangan biarkan dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Ayo kita bangun bersama rumah kita bersama ini," tandasnya.

Ia juga banyak berkisah tentang pengalamannya mendakwahkan Islam toleran melalui berbagai partnership. Itu dilakukan dengan siapa saja bahkan termasuk dengan sejumlah tokoh Yahudi di New York.

"Saat pertama kali berjumpa dengannya justru membuang muka. Namun sesudahnya justru mengajak makan berdua dan membangun kerja sama," tuntasnya.

Menurut Imam Besar Masjid New York ini, Islam toleran dihayati melalui ketakwaan individu dan ketakwaan kolektif. Ketakwaan kolektif berbasis ketakwaan individu harus membuahkan keadilan, kemanusiaan, kesejahteraan, dan kebenaran.

"Dunia global begitu kecil tanpa batas. Inilah rumah kita bersama, jangan biarkan dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Ayo kita bangun bersama rumah kita bersama ini," pungkas Muhammad Syamsi Ali.

Islam Nusantara

Halal bihalal yang bertema "Meneguhkan Ukhuwah untuk Meningkatkan Pengabdian" itu diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran, menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan sambutan Ketua Dewan MAJT, Dr KH Noor Achmad dan sambutan Gubernur Jateng.

Dalam sambutannya, Noor Achmad menerangkan bahwa MAJT berskala internasional. Ada kerja sama yang dikembangkan MAJT dengan Cina dan AS. 

"MAJT mengembangkan Islam Nusantara membawa Islam rahmatan lil alamin. Merangkul semua tanpa pandang bulu. MAJT mengecam pengembangan Islam radikal," tegas Noor Achmad yang juga Wakil Ketua Komisi VIII DPR-RI itu.

Noor Achmad bersyukur bahwa setiap Hari Raya Idul Fitri, ia dan pengurus MAJT menerima dan menyambut baik Gereja Katolik Keuskupan Agung Semarang. Bagi Noor Achmad itu contoh nyata bahwa MAJT berkomitmen mengusung perdamaian.

(Baca juga: Pesantren Ini Kerap Jadi Tempat Belajar Islam Toleran Pelajar Asing)

"Pada hari Idul Fitri yang lalu bahkan Uskup hadir bersama Romo Budi dan khutbah Idul Fitri saya langsung saya serahkan Uskup agar bisa disampaikan kepada Paus," jelas Noor Achmad. 

Sesudah sambutan itu dilakukan penandatanganan MoU antara MAJT dengan Nusantara Foundation untuk kerjasama dalam hal dakwah Islam damai yang dalam hal ini diwakili KH Noor Achmad dan Muhammad Syamsi Ali, Imam Besar Masjid New York, AS.

Salah seorang yang hadir sebagai tamu undangan dalam acara ini adalah Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang (Kom HAK KAS), Romo Aloys Budi Purnomo Pr.

Ia mengungkapkan rasa syukur dapat menghadiri Halal Bihalal Keluarga Besar MAJT ini. Menurut Romo Budi, melalui kegiatan ini dirinya bisa reuni dengan banyak pihak yang lama tak saling berjumpa.

Bersama Romo Budi juga turut hadir tokoh-tokoh lintas agama yang mengatakan bahwa baru pertama kali masuk di ruangan yang menjadi bagian dari MAJT, yakni Pdt Sedyoko (Ketua Persatuan Gereja Kristen Semarang) , Pdt Rahmat Rajaguguk, Candra (Buddha), dan Lingling (Konghucu).

(Baca juga: Pertegas Daerah Paling Toleran, NTT Bangun Monumen Garuda Pancasila)

 

Tampak suasana akrab bersaudara itu ditandai dengan jabat erat, cipika-cipiki dan peluk erat di antara Romo Budi dengan mereka.

Romo Budi dalam kesempatan itu duduk semeja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Muhammad Syamsi Ali, Imam Besar Masjid New York, AS.

Saat Imam Besar Masjid New York itu meninggalkan panggung, Romo Budi tampak langsung berdiri dan menyambutnya dengan jabat erat dan cipika-cipiki

"Excellent speech! Congratulations!" Kata Romo Budi. 

"Thank you Pak Romo!" Jawabnya.

"Dia harus dipertemukan dengan Paus!" bisik Ketua MAJT Noor Achmad kepada Romo Budi.

"Tak ada yang mustahil! Titik temunya adalah merawat dunia sebagai rumah kita bersama. Persis pesan Ramadhan dari Vatikan," jawab Romo Budi.

Seusai acara, Romo Budi mengirimkan foto hasil jepretan dan kiriman Haji Taslim kepada Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko yang tidak bisa hadir dalam acara ini.

"Wah pasti seru nggih. Ndherek bingah sedaya kelampahan lancar lan sae (Wah pasti seru nih. Turut bahagia semua berjalan lancar dan baik," komentar Romo Rubi mengomentari foto kiriman Romo Budi.

Kompas TV MUI: Indonesia Harus Jadi Contoh Islam Toleran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com