Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Mau Diajak "Ngumpul", Remaja Dibakar bersama Baju Lebarannya

Kompas.com - 05/07/2016, 17:30 WIB

KOMPAS.com - Belum cukup 15 menit terlelap, Irfan (14) kembali terbangun. Mendung Selasa (28/6) siang itu dalam ruangan Prabu Siliwangi, RS Umum Daerah Gunung Jati, Kota Cirebon, Jawa Barat, tak mengurangi hawa panas yang dirasakan Irfan.

Wajah dan lehernya yang dibakar temannya membuatnya terus merintih.

"Pak, kipas. Panas," kata Irfan terbata-bata kepada bapaknya, Iwan Gunawan (37).

Irfan tak mampu mengipas dirinya sendiri. Tubuhnya terbaring lemas. Kepalanya yang dipenuhi luka bakar membuatnya sulit menoleh sekejap pun. Wajahnya bengkak dan berwarna putih karena terkelupas.

"Dia (Irfan) harus dikipas. Kalau kena AC (pendingin ruangan), kulitnya yang terbakar terkelupas," ujar Iwan.

Iwan masih tak percaya anak pertamanya telah dibakar. Warga Desa Kalitengah, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon, Jabar, itu dipukuli sebelum dibakar tiga temannya yang juga satu desa, Minggu (26/6) dini hari.

"Saya juga enggak tahu kenapa ada yang tega membakar anak saya," ujar Iwan dengan mata berkaca-kaca. Yang ia tahu pasti, malam itu anaknya keluar rumah untuk membeli baju baru di supermarket di Plered, Cirebon. Baju itu menurut rencana akan jadi baju Lebaran Irfan.

"Bahkan, baju barunya langsung dipakai. Tetapi, baju Lebarannya ikut terbakar malam itu," kata buruh harian lepas tersebut.

Uang untuk membeli baju Lebaran itu merupakan tabungan dari penghasilan Iwan yang hanya sekitar Rp 50.000 per hari. Bahkan, karena buruh lepas, kadang ada hari yang dia tidak bekerja.

Untuk memenuhi kebutuhan harian saja, Iwan dibantu Irfan yang terpaksa berhenti sekolah di bangku kelas I sekolah menengah pertama. Istri Iwan sebagai buruh batik.

Peristiwa itu membuat rencana Iwan untuk Lebaran bersama keluarganya pupus sudah.

"Tadinya, setelah Lebaran, istri saya mau berobat. Eh, malah anak saya yang berobat," ungkap Iwan.

Dia hanya berharap, pelaku pembakaran dan penganiayaan anaknya dihukum setimpal.

Menurut Direktur RSUD Gunung Jati Heru Purwanto, luka bakar Irfan mencapai 38 persen. Saat ini, Irfan dirawat dokter bedah umum.

"Seharusnya, Irfan dirawat dokter bedah plastik. Tetapi, kami tidak memiliki dokter spesialis tersebut. Kami berencana merujuk pasien ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta," ujar Heru.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Tahun Dilanda Banjir, Warga Sukabumi Selatan Sudah Siap-siap Saat Hujan Tiba

Puluhan Tahun Dilanda Banjir, Warga Sukabumi Selatan Sudah Siap-siap Saat Hujan Tiba

Regional
Pemkab HST Sabet 3 Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Pemkab HST Sabet 3 Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Regional
NTT dan Beban Demografi 2030

NTT dan Beban Demografi 2030

Regional
Bolehkah Berhenti di Bahu Jalan untuk Buang Air Kecil?

Bolehkah Berhenti di Bahu Jalan untuk Buang Air Kecil?

Regional
Solusi Mendasar Atasi Sampah Citarum

Solusi Mendasar Atasi Sampah Citarum

Regional
Dompet Dhuafa Bagikan Daging Kurban kepada 920 KK di Dusun Nglelo

Dompet Dhuafa Bagikan Daging Kurban kepada 920 KK di Dusun Nglelo

Regional
Jangan Ada Lagi Nyawa Melayang Setelah Laporan Polisi Dilayangkan

Jangan Ada Lagi Nyawa Melayang Setelah Laporan Polisi Dilayangkan

Regional
Bupati Blora Arief Rohman Sampaikan Tiga Pesan Penting di Hari Raya Idul Adha

Bupati Blora Arief Rohman Sampaikan Tiga Pesan Penting di Hari Raya Idul Adha

Regional
Begini Rasanya Mengangkat Bongkahan Emas dan Perak Senilai Rp 2 Miliar

Begini Rasanya Mengangkat Bongkahan Emas dan Perak Senilai Rp 2 Miliar

Regional
“Mooring System” Pertama Terpasang di Raja Ampat, Kadis P2KP: Untuk Kepentingan Wisata dan Piring Makan Warga

“Mooring System” Pertama Terpasang di Raja Ampat, Kadis P2KP: Untuk Kepentingan Wisata dan Piring Makan Warga

Regional
Sambil Malu-malu Kepala Kampung Friwen Sebut Masyarakat Inginkan Bantuan Rumah

Sambil Malu-malu Kepala Kampung Friwen Sebut Masyarakat Inginkan Bantuan Rumah

Regional
Polri dan Kasus Vina Cirebon: Pengusutan Kembali Setelah 8 Tahun Berlalu

Polri dan Kasus Vina Cirebon: Pengusutan Kembali Setelah 8 Tahun Berlalu

Regional
Danny Pomanto Jadi Satu-Satunya Wali Kota Indonesia yang Diundang World Water Forum 2024 di Bali

Danny Pomanto Jadi Satu-Satunya Wali Kota Indonesia yang Diundang World Water Forum 2024 di Bali

Regional
Pilkada Aceh Singkil 2024, Kemiskinan, dan Potensi SDA

Pilkada Aceh Singkil 2024, Kemiskinan, dan Potensi SDA

Regional
Melestarikan Praktik Ekonomi Peternakan di Lahan Savana Kaki Gunung Tambora

Melestarikan Praktik Ekonomi Peternakan di Lahan Savana Kaki Gunung Tambora

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com