Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Idap Sindrom Nefrotik, Mantan Notaris Terlilit Utang

Kompas.com - 04/11/2015, 21:27 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Sebuah penyakit langka diderita Akhdan Arif Athaya (3), anak dari pasangan Yudi Ikhwanta (36) dan Dewi Kurniawati (35) warga Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang.

Sejak berumur 1.5 tahun, Athaya mengalami kegemukan yang tidak normal akibat penyakit sindrom Nefrotik.

Sindrom Nefrotik adalah gangguan ginjal yang menyebabkan tubuh manusia kehilangan terlalu banyak protein di dalam urin.

Pada bagian tubuh tertentu anak kedua Yudi dan Dewi ini mengalami penumpukan cairan atau edema, terutama di sekitar mata, kaki dan pergelangannya.

Seiring dengan gejala tersebut, secara otomatis Athaya mengalami kenaikan berat badan.

Sekilas, penyakit ini tidak berpengaruh terhadap aktivitas bocah kecil tersebut. Namun sebenarnya, tubuhnya rentan terkena infeksi.

Kondisi ini disebabkan menurunnya jumlah antibodi di dalam darah bocah itu.

"Awalnya anak saya sakit flu, namun hampir sebulan tidak sembuh-sembuh. Dia kemudian dibawa ke dokter anak, tapi membuahkan hasil positif," kata Yudi, Rabu (4/11/2015).

Sepekan kemudian, kelopak mata Athaya membengkak. Selang beberapa hari pembengkakan merembet hingga di bagian dada serta perut. Dua pekan kemudian, giliran bagian sekitar kelamin pun membengkak.

Sebagai orangtua, Yudi dan Dewi pun kaget karena sang anak mengalami kegemukan tak wajar.

Pihak keluarga pernah membawa Athaya ke dokter anak, akan tetapi sang dokter menyerah.

"Anak kami dirujuk ke RSUD Ungaran, tapi di sana seminggu tidak ada perubahan, justru makin kritis karena dan dianggap terlambat dalam menangani. Dokter kemudian merujuk ke RS Kariadi di Kota Semarang. Di sana, anak kami langsung dirawat, sudah hampir terlambat katanya," tambah Yudi.

Setelah dirawat beberapa hari dan menunjukkan kemajuan, Athaya diperbolehkan pulang. Tetapi berselang sepekan, sakitnya kambuh kembali dan kembali menjalani perawatan di RSUD dr Kariadi, Semarang.

Menurut dr Omega Mellyana, dokter yang merawat Athaya, seperti diungkapkan Yudi, penderita sindrom Nefrotik sangat rentan terhadap lingkungan sekitar.

Sang anak mudah tertular atau terserang penyakit yang bersumber dari orang di sekelilingnya.

"Sehingga dia harus minum obat untuk menambah stamina dan menjaga kekebalan tubuh secara rutin. Setiap bulan juga harus menjalani kontrol kesehatan di RSUP dr Kariadi. Minimal Rp 2 juta harus disediakan untuk membeli obat," tambah Dewi, ibunda Athaya.

Sudah puluhan bahkan ratusan juta rupiah dikeluarkan untuk biaya pengobatan anaknya. Bahkan Yudi, yang dulu berprofesi sebagai notaris ini terpaksa berhenti bekerja demi menjagaagar Athaya tetap sehat.

"Apa yang bisa dijual, kami jual untuk biaya pengobatan Athaya. Termasuk kami menjual tanah laku Rp 150 juta, itupun belum cukup. Sampai saat ini kami masih berutang Rp 75 juta," ungkap Yudi.

Melalui Kompas.com, pasangan ini mengharapkan uluran tangan para dermawan. Sebab kebutuhan rutin untuk membeli obat, di luar obat-obatan generik yang ditanggung BPJS Kesehatan sangat besar.

Belum lagi jika Athaya kambuh dan harus rawat inap di rumah sakit. Hasil diagnosa terakhir dari dokter, ginjal di dalam tubuh Athaya sudah menyatu.

"Hanya keajaiban dari Tuhan yang mampu menyelamatkan anak kami. Akan tetapi kami berusaha," kata Dewi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com