Menurut Emil—demikian dia biasa disapa—olahraga seharusnya menjadi salah satu cara melatih sportivitas. "Kenapa suporternya yang ribut, olahraganya yang keren? Itu yang salah, perlu revolusi mental lagi," ujar Emil di Jakarta, Selasa (11/11/2014) malam.
Emil mengatakan, kejadian tersebut memaksa dia untuk "memutar otak", bagaimana ledakan euforia suporter dapat ditekan secara kultural. Emil akan menyempatkan diri untuk bertemu dengan simpul-simpul suporter Persib untuk membentuk nilai dan ideologi pendukung klub bola tersebut agar lebih santun.
"Kalau sekarang kan (bobotoh) organik, tidak ada ketua yang jelas, tidak ada ideologi. Semuanya suka-suka. Dengan fanbase jutaan begini enggak bisa," ujar dia.
Emil pun meminta maaf atas kejadian perusakan mobil berpelat B dan aksi tawuran yang melibatkan bobotoh beberapa waktu lalu.
Menurut dia, bobotoh terlalu larut dalam euforia kemenangan yang selama 19 tahun diidamkan oleh para pendukung Persib. "Sembilan belas tahun 'belum jodoh', bisa dilihat (tapi) tidak bisa dipegang sekarang ketemu, kan euforianya. Ini betul-betul pesta rakyat yang terlalu lama ditunggu tunggu," ujar Emil. "Tapi, tidak akan diulangi lagilah. Jadi, mohon maaf," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.