Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emron: PPP Punya Histori Panjang dengan PDI-P

Kompas.com - 19/09/2014, 19:32 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Kehadiran perwakilan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam pembukaan Rakernas IV PDI Perjuangan di Marina Convention Center, Semarang, Jumat (19/9/2014), disambut meriah. Sejak berjalan menuju pintu masuk, Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Emron Pangkapi sudah disambut dengan teriakan "Hidup PPP" oleh para kader dan simpatisan PDI Perjuangan.

Pada kesempatan itu, Emron mengatakan bahwa merupakan sebuah kehormatan bagi partainya untuk hadir. Hal ini, ungkap dia, sudah menjadi tradisi lama. Sebab, jika punya hajat tingkat nasional pun, PPP akan mengundang perwakilan partai lain. Khusus dengan PDI-P, ia mengatakan, partai berlambang Kabah ini memiliki histori cukup panjang, terutama ketika Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai presiden dengan wakilnya, Hamzah Haz. Sebab itu, ungkapnya, di antara tokoh-tokoh itu, terjalin hubungan yang sangat baik dan silaturahim terus berlanjut.

"Karena itulah, saya hari ini secara resmi mewakili PPP menghadiri pembukaan rakernas sekaligus bersilaturahim dengan Bu Mega dan presiden terpilih Joko Widodo," ujarnya.

Meski begitu, ia tidak secara tegas memastikan apakah kehadirannya ini merupakan sinyal akan bergabung dengan koalisi Jokowi-JK. Sebab, menurut dia, PPP memiliki mekanisme sendiri dalam mengambil keputusan yang bersifat nasional, yakni melalui musyawarah nasional ataupun muktamar. "Kehadiran saya tidak memengaruhi keputusan politik," katanya.

Ia mengatakan, keputusan rapimnas di Koalisi Merah Putih hingga saat ini belum diubah. Ia pun menegaskan kehadirannya ini tidak mengkhianati Koalisi Merah Putih. Sebab, acara PDI-P bukan acara koalisi, melainkan undangan pembukaan rakernas.

"Ini menjadi kehormatan bagi kami untuk hadir sebab hubungan dengan tokoh-tokoh PDI-P sudah seperti keluarga. Bahkan, tidak perlu rakernas seperti ini, acara organisasi sayap PPP pun di masa lalu dihadiri Ibu Megawati," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com