Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bebek, Tumpuan Ekonomi Keluarga

Kompas.com - 10/12/2012, 02:59 WIB

Dari 100 ekor bebek sedikitnya menghasilkan 70-80 butir per hari. Harga per butir telur mentah Rp 1.250. Bila diolah menjadi telur asin dibeli pedagang Rp 2.000 per butir. Penghasilan bersih dari memelihara 100 ekor bebek bisa mencapai Rp 900.000-Rp 1,3 juta. ”Itu belum termasuk dari bibit itik atau day old duck (DOD). Belum lagi bila diolah menjadi telur asin atau kerupuk,” ujar Musyarofah.

Hasil dari memelihara bebek melebihi Upah Minimum Kabupaten Lamongan 2011 sebesar Rp 900.000 per bulan, dan mulai 2012 direncanakan naik menjadi Rp 1.025.000. ”Dulunya sih ternak bebek hanya untuk sambilan, kini jadi andalan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya anak sekolah,” ujar ibu dari Musyafaul Lutfi itu.

Menurut dia, tidak mungkin hanya mengandalkan penghasilan suami dari bertani atau mengolah tambak. ”Tanam padi 100 hari baru panen, tambak ikan tiga bulan baru bisa panen. Bebek bertelur setiap hari.”

Kegiatan ternak bebek itu berdampak terhadap perekonomian warga. Paling tidak ada nilai tambah ketika ibu-ibu mengolah telur bebek menjadi telur asin, abon, dan kerupuk telur bebek.

Sumarti, misalnya, menerima setoran telur dari ibu-ibu 300-500 telur per hari untuk diolah menjadi telur asin. Ada pedagang yang akan mengambil telur asin yang ia buat dengan harga Rp 2.000 per butir.

Ia juga mengolah telur bebek menjadi kerupuk dengan memadukan bahan 1 kg tepung kanji, 250 gram tepung terigu, dan empat butir telur. Harga kerupuk mentah Rp 20.000 per kg, dan bila sudah digoreng Rp 35.000 per kg. Dalam sepekan bisa diolah 50 kg kerupuk dengan memanfaatkan telur yang kurang bagus untuk telur asin.

Ibu-ibu di Desa Tawangrejo tidak hanya memelihara bebek, tetapi juga menjual bibitnya (DOD). Setiap ekor bibit yang baru berumur dua hari dan betina dihargai Rp 6.000 per ekor, sementara bibit pejantan Rp 4.000. Bibit dara (calon indukan) Rp 40.000-Rp 60.000 per ekor.

Hima Roikhu Diniyah di bagian penetasan menuturkan, saat ini kelompoknya memiliki enam unit mesin penetasan. Dalam satu mesin penetas bisa menampung 1.000 butir telur. Telur yang dimasukkan ke mesin selama 28 hari dengan suhu 40 derajat celsius dapat menetas. Ini sama saja dengan dierami induk bebek. ”Telur yang ditetaskan harus dibuahi pejantan,” tuturnya.

Harga bibit betina lebih mahal karena sudah bisa bertelur dalam usia lima bulan hingga dua tahun. Bila produksi telurnya menurun ditandai dengan bulunya yang mulai trondol (lepas). Bebek ini bisa diapkir untuk dijual dagingnya dan diganti dengan bibit baru.

”Untuk membedakan bibit jantan dan betina bisa dilihat dari paruh, suara, serta warna bulunya. Paruh betina lebih lebar, suara lebih melengking, dan warna bulu lebih mengilat,” papar Hima.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com