Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan-jangan Kita Ulat Bulu

Kompas.com - 10/04/2011, 16:29 WIB

Mas Budiarto mengartikan. itu adalah peringatan Barat atas praktik demokrasi Indonesia dan rezim politik negeri ini.

Mereka seperti menjawil kita : eh hati-hati ya, kalau kamu begini terus!

Tentu saja, ada di antara Anda yang menolak penafsiran itu.  Anda mungkin memandang kehebohan Wikileaks itu kebetulan saja, dan tak ada kaitannya dengan Barat. Lagi pula apa urusannya kita dengan Barat.

Itu bisa diperdebatkan lebih lanjut, yang jelas fenomenanya memang menghebohkan.  Mas Budiarto menafsirkannya peringatan, tapi saya katakan padanya ada peringatan lain yang tak kalah menghebohkan.  Serbuan ulat bulu itu!

Dengan gaya sok metafisik, saya kemukakan pertanyaan, mengapa ulat bulu itu didatangkan ke Indonesia? Jawabnya, fenomena alam alias anomali cuaca. Mengapa sampai anomali cuaca? Karena ini dan itu. Mengapa hanya tempat-tempat tertentu saja ulat bulu itu merambah? Mengapa bukan Jakarta?

Singkat kata, kehadiran ulat bulu itu, peringatan langsung Tuhan kepada kita. Semacam karikatur yang digambar langsung oleh Tuhan.  Bagaimana mungkin bangsa ini maju, manakala perwatakan manusianya banyak yang berhenti sekadar di fase ulat dan tidak kunjung menjadi kepompong, apalagi kupu-kupu?

Dalam ikonografi fabel-fabel tertentu, ulat menggambarkan watak yang rakus, menjijikan, dan membuat sengsara yang lain dengan bulu-bulunya.

Ia melahap yang mengenyangkan perutnya. Tetapi serakus-rakusnya ulat, tetap masih lebih rakus manusia. Manusia tak hanya menyantap makanan yang masuk ke perutnya, tapi juga aspal, semen, pasir, apa pun.

Ulat tak bisa membenarkan tindakan-tindakannya. Manusia tidak. Manusia sibuk mencari-cari pembenaran atas kerakusannya, terutama kerakusan kekuasaan.

Saya ungkapkan yang begitu itu, supaya diskusi jadi marak dan gayeng, bukannya demi sekadar mengkritik pemerintah atau para politisi, sebab jangan-jangan kita-kita malah ulat-ulat bulunya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com