Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luapan Kali Lamong Meluas, Pantura Jatim Lumpuh

Kompas.com - 28/03/2011, 04:32 WIB

Gresik, Kompas - Daerah banjir akibat luapan Kali Lamong, pada Minggu (27/3), makin meluas. Tidak hanya merendam tambak, sawah, dan permukiman penduduk, banjir juga membuat lumpuh lalu lintas di jalur utama Surabaya-Tuban mulai dari Terminal Bunder di Gresik hingga daerah perbatasan dengan Lamongan.

Air mulai menggenangi jalan poros utama Surabaya-Tuban di Tirem Enggal dan Ambeng-ambeng Watangrejo, Kecamatan Duduksampeyan, Kabupaten Gresik, dengan ketinggian 15-30 sentimeter. Genangan di jalur yang rusak, berlubang, dan bergelombang itu akhirnya menimbulkan kemacetan hingga sekitar 10 kilometer.

Untuk mengurangi kemacetan, Kepolisian Resor Gresik meminta para pengendara dari Surabaya menuju Tuban/Bojonegoro mengambil jalur lama atau Jalur Daendels.

Selain menimbulkan kemacetan panjang di jalur poros utama Surabaya-Tuban atau jalur pantai utara (pantura), banjir juga menyebabkan ribuan hektar tambak di Duduksampeyan dan Cerme terendam. Di tengah banjir, ratusan warga memanfaatkan kesempatan untuk berburu ikan dan udang yang lepas hingga di jalan-jalan. Riki, salah seorang warga, menyatakan, dia dan anaknya mendapatkan 1 kuintal bandeng.

Secara keseluruhan, luapan Kali Lamong menggenangi delapan kecamatan di Gresik, yakni Balongpanggang, Benjeng, Menganti, Cerme, Kedamean, Manyar, Kebomas, dan Duduksampeyan. Distribusi bantuan makanan siap santap terhambat karena semua jalur lumpuh tergenang air.

Kondisi tersebut diperparah oleh jebolnya lima titik tanggul, yakni tanggul di Desa Nglindah dan Cermen Lerek di Kecamatan Kedamean; Desa Bengkelo Kidul di Kecamatan Benjeng; serta Desa Pandu dan Joko di Kecamatan Cerme.

Sebagian warga terisolasi seperti warga di Dungus, Pandu, Jono, Morowudi, dan Iker-iker Geger di Kecamatan Cerme; Gluranploso di Kecamatan Benjeng, dan Cermen Lerek di Kecamatan Kedamean. Warga mulai mengungsi ke rumah kerabat.

Warga Cermen Lerek, Kecamatan Kedamean, juga mengungsikan ternak mereka. ”Ketinggian air mencapai 1,5 meter,” kata Sukardi, seorang warga.

Camat Cerme Bambang Wibisono menyebutkan, banjir merendam 17 desa, 2.659 hektar tambak, dan 491 hektar sawah. Kerugian di wilayahnya diperkirakan mencapai Rp 3,803 miliar.

Saat ini penanggulangan darurat dipusatkan di kantor kecamatan dengan dapur umum. ”Karena akses jalan terendam dan perahu karet terbatas, kami minta ada warga yang berinisiatif mengambil nasi bungkus di kecamatan,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com