Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merapi Mengubah Segalanya

Kompas.com - 29/01/2011, 09:09 WIB

Letusan Merapi tidak hanya menggoyahkan relasi sosial, tetapi juga menimbulkan perubahan lingkungan yang dahsyat. Material letusan Merapi tak lagi melewati alur-alur lama, tetapi menyebar ke berbagai penjuru.

Pada masa Kerajaan Mataram Kuno, ketika jumlah penduduk tak sepadat sekarang, warga menghindari amukan Merapi dengan memindahkan ibu kota kerajaan sebanyak empat kali dari DI Yogyakarta-Jawa Tengah hingga ke Jawa Timur.

Meletus rata-rata setiap empat hingga sepuluh tahun sekali, lahar dingin Gunung Merapi mampu menimbun bangunan candi besar dan kecil. Candi Sambisari tertimbun lahar dingin dari luapan Kali Kuning setinggi 6 meter. Adapun Candi Prambanan dan Candi Pawon tertimbun lahar dingin dari Kali Opak.

Pada letusan Desember 2010, awan panas melanda 31 dusun. Dari jumlah itu, 16 dusun luluh lantak. Semuanya berada di Kecamatan Cangkringan, Sleman.

Di Kabupaten Magelang, Jateng, banjir lahar dingin, terutama di Kali Putih, merusak 442 rumah. Hal ini membuat 4.993 warga enam kecamatan di Kabupaten Magelang mengungsi.

Banjir lahar dingin juga membuat jalan utama Yogyakarta-Magelang terputus empat kali. Tidak hanya menimbulkan kerugian harta benda, putusnya jalur ini juga mengganggu roda perekonomian.

Banjir lahar dingin merusak sembilan jembatan dan dua ruas jalan. Jembatan Tlatar yang ambrol, misalnya, mengganggu aktivitas perdagangan sayur di Subterminal Agribisnis Sewukan yang memasok sayuran ke seluruh Indonesia.

Kini di dusun-dusun sekitar Kali Putih tidak lagi tampak pohon lebat di antara permukiman, ladang sayur, serta sapi perah dan kegiatan masyarakat terkait hal itu. Yang tampak pemandangan bak gurun. Hamparan pasir, batu besar, dan pohon-pohon yang hangus terbakar. Ribuan warga yang mayoritas peternak kini jadi pengungsi dan kehilangan pekerjaan.

Abu vulkanik dan awan panas, seperti disampaikan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan ketika berkunjung ke Sleman, beberapa waktu lalu, merusak 3.559 hektar hutan dari 6.410 hektar hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Dari jumlah itu, 459 hektar terbakar awan panas, sisanya rusak terkena abu. Luas kawasan TNGM terbagi di DIY (Sleman) 1.283,99 hektar serta Jateng (Boyolali, Magelang, dan Klaten) seluas 5.126,01 hektar.

Kawasan Merapi tak mampu lagi menjadi kawasan resapan air. Ketersediaan air tanah yang diandalkan ribuan warga lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman, dan sebagian Kota Yogyakarta kini hilang dan perlu dicari penggantinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com