Untunglah ketika dalam puncak kepopulerannya, Mbok Temu bisa menyisihkan upah ngegandrungnya sehingga ia memiliki rumah di atas lahan seluas empat are, yang dindingnya kini belum bisa diplester, sedangkan plafonnya sudah dimakan usia.
”Dulu kami sering kedatangan turis asal Eropa dan Amerika,” kata Uripno, yang ketiban turis secara rutin berkat temannya yang punya akses ke biro perjalanan wisata di Sanur, Bali.
Uripno mendapat bayaran
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Suprayogi mengatakan, Desa Kemiren merupakan manifestasi dari budaya Osing. ”Meski di desa lain juga ada yang mempertahankan kebudayaan sama, tetapi tidak selengkap di desa ini,” katanya, setengah mengingatkan, ini merupakan salah satu pertimbangan Desa Kemiren dijadikan Desa Wisata.
Artinya, Desa Kemiren dengan keunikan budaya bendawi dan nonbendawinya bisa dirasakan manfaatnya oleh penduduk. Selain itu, juga telah memberi sosok nyata guna mengeratkan rasa keindonesiaan.