Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah dari Kampung Kosong di Mentawai

Kompas.com - 05/11/2010, 18:34 WIB

Pemuda yang sempat mengikuti tes masuk kepolisian itu tak kuasa menatap kejadian haru saat itu. Dia hanya menghampiri wanita paruh baya tersebut dan membantunya untuk memasukkan perlengkapan-perlengkapan tadi ke dalam kantong mayat sebelum jenazah dikuburkan.

Pada bagian lain dalam penelusuran evakuasi di tanah pantai yang dihantam tsunami itu, sesosok mayat kaku ditemukan dalam posisi telentang. Kondisi ini sangat tragis. Mayat itu sulit dimasukkan ke dalam kantong. Selain telah membesar, membusuk, dan sangat kaku, posisi mayat itu juga telentang seperti menganga.

Akhirnya, terpaksa saat kepala dan bagian badan mayat telah masuk ke dalam kantong, bagian kaki yang mengangkang ditekan dengan paksa menggunakan kaki agar bisa masuk sepenuhnya ke dalam kantong.

Ia menyebutkan, sebanyak 86 mayat hari itu berhasil ditemukan dan langsung dikuburkan di perkampungan yang tak bertuan itu. Adapun puluhan warga yang selamat langsung dievakuasi tim medis PMI ke Puskesmas Sikakap guna mendapatkan perawatan.

Memasuki hari ketiga pascagempa dan tsunami, Kamis (28/10/2010) pada pukul 09.00 WIB, pemuda lajang itu bersama 16 temannya kembali bertolak dari Teluk Sikakap menuju Dusun Sabeugunggung, Desa Betumonga, sejauh satu jam perjalanan laut.

Dusun Munte dan Dusun Betumonga berada pada desa yang sama, yaitu Desa Betumonga. Namun, perlu waktu satu jam perjalanan laut menuju Dusun Sabeugunggung dari Teluk Sikakap.

Aksi kemanusiaan yang dilakukan "kesatria" di bumi Sikerei itu tentu memiliki tingkat kesulitan yang tak jauh berbeda dengan aksi di Dusun Munte.

Hendri mengatakan, sesampainya di Dusun Sabeugunggung, tim relawan bertemu dengan puluhan orang yang selamat dari terjangan tsunami. Mereka berkumpul di kaki bukit dengan kondisi cukup memprihatinkan karena ada yang mengalami luka berat dan ada yang luka ringan.

"Saya tidak jelas betul berapa jumlah mereka karena sebagian di antaranya masih berjalan-jalan menyisir daerah itu, mungkin ingin mencari saudara mereka yang belum sempat ditemukan," katanya seraya menambahkan, di antara kumpulan warga korban tsunami itu terdapat sejumlah warga negara asing.

Warga asing itu diduga peselancar saat berlibur di perairan Munte sebelum terjadi gempa dan tsunami. Mereka dalam keadaan lebih baik dari korban luka lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com