Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah dari Kampung Kosong di Mentawai

Kompas.com - 05/11/2010, 18:34 WIB

Setelah menemukan sejumlah mayat, Hendri bersama relawan lainnya bersiap memasukkan mayat tersebut ke kantong yang telah dipersiapkan. Jumlah jasad korban yang ditemukan banyak, dan kantong mayat hanya 30 unit sehingga tak mencukupi.

Mengatasi hal itu, katanya, tim terpaksa memotong plastik tenda yang seharusnya digunakan untuk perlindungan pengungsi. Bahkan, sebagian mayat lainnya ada yang ditutupi karung plastik saja.

Tenaga honorer di Kantor Camat Pagai Utara itu tak patah arang dan tetap melakukan apa saja yang dapat dilakukan dalam melakukan evakuasi bersama tim.

Bertolak dari Sikakap, Hendri dan temannya hanya berbekal nasi bungkus untuk bisa bertahan selama melakukan evakuasi. "Di tengah bau amis, mayat yang mulai membusuk, dan tumpukan puing-puing kayu, di sanalah kami menikmati makanan sekadar pemulih tenaga untuk melanjutkan evakuasi korban," katanya.

Pencarian dan evakuasi dilakukan hingga pukul 16.00, sementara tim Basarnas, PMI, dan Polsek Sikakap mendirikan tenda pengungsian bagi korban selamat di daerah itu.

Hendri menuturkan, ketika gempa berkekuatan 7,2 skala Richter mengguncang Mentawai, Senin, dia tengah berada di Kota Padang. Pada Selasa, dia mendapat telepon dari temannya, Melki Sapolenggo (anggota DPRD Mentawai) bahwa sebagian besar desa dan dusun yang berada di pesisir barat pantai Pagai Utara dan Pagai Selatan serta Pulau Sikakap diterjang tsunami.

Hendri baru tiba di Pulau Sikakap pada Rabu (27/10/2010) pagi pukul 07.00 WIB setelah pada Selasa (26/10/2010) pukul 17.00 WIB menumpangi kapal Ambu-ambu ASDP.

Setibanya di Pelabuhan Teluk Sikakap, Hendri berinisiatif mencari orang-orang untuk menjadi relawan menelusuri dusun-dusun yang terkena hantaman tsunami.

Pemuda itu berhasil mengumpulkan 17 warga sekitar, termasuk dirinya, yang bersedia menjadi relawan. Ia menyebutkan, 17 orang itu adalah Hendri Saleleubaja (21), B Purba (60), Nalfri (38), Nofrizon (25), Syamsir (30), Fardi (21), dan Hamzah (24).

Berikutnya ada Rodi Rohmat (32), Ali Akbar (23), Bob Armando (23), Indo Pilman (25), Mukhlis, Wenpi (28), Masril (24), Eri Comat (27), Bakmen (32), dan Wan Catur (40). Mereka itulah relawan pertama yang sampai ke lokasi bencana bersama tim dari Basarnas Padang dan PMI Sumbar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com