Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awan Panas dan Gempa Muncul Lagi

Kompas.com - 29/10/2010, 02:51 WIB

Sepanjang Kamis, aktivitas vulkanik Merapi meningkat setelah tenang pascaerupsi. Pukul 16.13, sebelum kemunculan titik api, awan panas menyembur ke lintasan Kali Gendol dengan skala kecil berjarak luncur 3,5 kilometer dan berdurasi sekitar 3 menit. Awan panas erupsi 26 Oktober terjadi delapan kali dan satu lagi berdurasi 33 menit dengan jarak luncur 8 kilometer.

Aktivitas Merapi pada Kamis hingga pukul 18.00 terjadi guguran sebanyak 129 kali, gempa multifase 84 kali, dan gempa vulkanik 23 kali. Parameter itu meningkat dibandingkan data 27 Oktober, yakni guguran 109 kali, gempa multifase 34 kali, dan gempa vulkanik 7 kali.

Meski begitu, aktivitas kemarin masih jauh lebih rendah dibandingkan saat erupsi di mana tercatat guguran terjadi 269 kali, gempa multifase 397 kali, dan gempa vulkanik 232 kali.

Dengan munculnya titik api diam, Kepala BPPTK Subandriyo mengatakan, fase erupsi Merapi sudah kembali seperti sebelumnya yakni efusif (mengalir). ”Kemungkinan erupsi eksplosif akan kecil sekali. Namun, awan panas akan tetap ada,” katanya

Sebanyak 35 orang tewas

Korban tewas akibat letusan Merapi bertambah menjadi 35 orang. Satu korban lain adalah bayi berusia enam bulan dari Kabupaten Magelang, Jateng.

Jenazah dan korban yang sempat dibawa dan meninggal di RS Dr Sardjito ada 33 orang. Satu korban lain meninggal di RS Panti Nugroho. Empat korban luka bakar masih dirawat.

Kepala Bagian Hukum dan Humas RS Dr Sarjito, Trisno Heru Nugroho, mengatakan, semua jenazah telah diidentifikasi tim Instalasi Kedokteran Forensik RS Dr Sardjito bersama tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah DIY.

Korban luka bakar akibat sengatan awan panas rata-rata meninggal.

Jatuhnya 35 korban jiwa memunculkan pertanyaan efektivitas sosialisasi bencana. Berbagai pihak meminta sosialisasi kebencanaan digencarkan. Ini terungkap dalam sarasehan kebencanaan BPPTK di Yogyakarta. Sarasehan dihadiri antropolog UGM Fauzan Zamzam, rohaniwan Romo Kirjito, sosiolog UIN Yogyakarta Sri Harini, dan Kepala Biro Kompas DIY Thomas Pudjo Widijanto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com