Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjemput Mbah Maridjan

Kompas.com - 28/10/2010, 16:26 WIB

Selain menjadi wartawan, Yuniawan juga menjadi editor sejumlah buku dan menerbitkannya. Ia menyemangati wartawan muda untuk menulis buku. Salah satu buku karyanya adalah Politik Indonesia di Mata Wartawan Politik. Yuniawan juga menjadi dosen di perguruan tinggi swasta di Jakarta.

Yuniawan kemudian masuk vivanews. Ia sempat kembali ke kampung istrinya untuk bertani sesuai cita-citanya. Namun, awal Agustus 2010, Yuniawan memberi kabar kembali ke vivanews sebagai editor. Profesi wartawan yang belasan tahun digelutinya lebih kencang memanggil.

Sebagai wartawan, Yuniawan teguh dan berani ke lapangan. Tidak heran, meskipun sebagai editor, Yuniawan tetap turun ke Kinahrejo mewawancarai Mbah Maridjan yang telah dikenalnya.

Namun, keteguhan dan keberaniannya berakhir di Kinahrejo. Saat hendak menjemput Mbah Maridjan, Yuniawan tidak kembali. Oleh tim evakuasi, Yuniawan dan Mbah Marijan kemudian dijemput. Namun, keduanya bersama belasan korban lainnya tidak lagi bernyawa. Merapi menjemput mereka berdua untuk tidur selamanya.

Sebelum berangkat ke Kinahrejo, Yuniawan menulis di status facebooknya: "Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi, dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah. Sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur". (INU)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com