Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusur Jejak Kemegahan Kerajaan Malayu

Kompas.com - 07/04/2008, 14:14 WIB

Batu bata

Candi di tepi Batanghari ini tidak semewah Candi Prambanan yang berhiaskan ukiran di sepanjang sisi dindingnya. Pun, tidak terdapat patung Buddha seperti di Borobudur. Candi yang dibuat pada masyarakat Hindu-Buddha tantris ini tersusun dari batu bata.

Tidak ada semen untuk merekatkan bata. Teknologi zaman dulu memanfaatkan air dan gesekan dua bata untuk mengencangkan cengkeraman batu-batu dari tanah ini.

Ukuran batu bata candi umumnya lebih besar dibandingkan batu bata bangunan masa kini. Di Candi Padangroco, misalnya, batu bata yang menyusun candi buatan sekitar abad ke-13 itu bisa berukuran sekitar 20 x 30 sentimeter. Ketebalan bervariasi, bergantung pada kebutuhan.

Candi induk Padangroco dibuat dengan batu bata yang relatif tipis, sekitar 4 sentimeter. Mungkin, alasan bentuk candi yang semakin beragam menuntut adanya bahan bangunan yang relatif fleksibel untuk mengikuti kebutuhan arsitektur. Ketebalan bata pada candi induk berbeda dengan candi perwara yang digunakan sebagai altar persembahan. Padahal, candi- candi ini masih terletak satu kompleks. Di sinilah terlihat pertimbangan arsitektur yang begitu detail pada masa itu.

Sebuah arca bernama Rocok ditemukan di sekitar candi ini. Arca setinggi sekitar 4,5 meter dengan berat lebih dari 4 ton itu diperkirakan berusia enam abad. Kini, arca, yang sebelum ditemukan oleh para ahli digunakan untuk batu asahan oleh penduduk sekitar, berdiri tegak di Museum Nasional, Jakarta.

Pulau Sawah

Kembali lagi ke candi. Batuan penyusun Candi Pulau Sawah, situs yang tidak jauh dari Padangroco, juga berasal dari batu bata. Nama Pulau Sawah diberikan oleh masyarakat sekitar yang banyak menanam padi di tanah yang dikelilingi Sungai Batanghari serta sungai kecil yang telah mati. Bukit Barisan menjadi pembatas di sebelah utara Pulau Sawah. Di dataran serupa pulau ini setidaknya ada delapan candi. Belum lagi ditemukan sejumlah pecahan batu bata di hampir seluruh ”pulau” itu.

Candi Pulau Sawah I ditemukan pertama kali di kompleks Pulau Sawah. Candi yang pertama kali digali awal tahun 1990-an dan selesai dipugar tahun 2004 itu mempunyai sebuah cakungan serupa kolam sedalam sekitar 3 meter dan berbentuk balok di tengah. ”Inilah pentirtaan, tempat mandi bagi keturunan raja,” tutur Hendra Bahar, Staf Pemanfaatan BP3 Batusangkar.

Sementara Candi Pulau Sawah II masih dalam tahap penggalian. Batuan yang sudah terlihat belum memberikan tanda yang jelas tentang bentuk candi. Kemungkinan, Candi Pulau Sawah II akan menjulang tinggi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com