Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecahkan Kaca, Unjuk Rasa Puluhan Siswa SMK Berubah Anarkistis

Kompas.com - 19/03/2016, 18:02 WIB
Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa puluhan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Darud Dakwah Wal-Irsyad (SMK DDI) Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Sabtu (19/3/2016), berlangsung ricuh. Sejumlah siswa yang berunjuk rasa marah dan melempari bangunan yayasan sekolah hingga rusak.

Unjuk rasa itu sebagai protes atas alih fungsi sejumlah ruangan kelas. Alih fungsi tersebut mengakibatkan siswa tidak bisa belajar efektif karena jumlah ruang belajar tidak cukup. Unjuk rasa tersebut merupakan yang keempat kali dalam dua pekan terakhir.

Andi Muhammad Nawir, salah seorang siswa yang ikut aksi, mengatakan bahwa para siswa menuntut kejelasan penggunaan gedung dan ruangan kelas karena sering digunakan oleh mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) DDI untuk belajar. Mereka merasa tidak nyaman belajar karena ruangan tempat mereka belajar tidak cukup.

"Aksi kami semula damai. Seperti tuntutan sebelumnya, kami menuntut kejelasan penggunaan gedung sekolah yang sering digunakan untuk kepentingan lain. Tapi kami bukannya mendapat jawaban, pengelola yayasan malah bertindak tidak etis sebagai pendidik dengan cara merampas mikrofon kami," ujar Andi.

Suasana unjuk rasa memanas ketika sejumlah pengurus yayasan datang dan merampas pengeras suara yang digunakan demonstran.

Sejumlah siswa tampak emosinal karena petugas satpam dan pengelola Yayasan STAI DDI mengambil paksa pengeras suara itu.

Pengunjuk rasa bereaksi dengan menghancurkan kaca-kaca jendela milik yayasan. Petugas satpam dan pengelola yayasan berusaha mengejar siswa-siswa tersebut dari halaman sekolah hingga jalan raya sehingga menjadi tontonan warga di sekitarnya.

Sejumlah mahasiswa yang sedang mengikuti perkuliahan di ruangan lain kaget dengan suara lemparan yang mengenai kaca dan bangunan gedung. Mereka berhamburan keluar ruangan meninggalkan kuliah.

Tak lama kemudian, aparat Polsek Polewali datang untuk meredam aksi tersebut. Sejumlah pelajar yang terlibat kericuhan ditangkap.

Ketua Yayasan DDI Anwar Sewang mengatakan, tidak benar bahwa alih fungsi sejumlah ruangan belajar siswa menjadi aula untuk kepentingan bersama di yayasan mengganggu aktivitas belajar seperti dikeluhkan para siswa.

"Di sini kan satu yayasan, jadi gedung yang ada adalah milik yayasan. Proses belajar-mengajar di SMK DDI juga berlangsung dengan lancar, siswa masuk pagi sedang mahasiswa masuk sore," jelas Anwar.

Anwar menengarai ada pihak tertentu yang menunggangi aksi pelajar itu hingga berlangsung anarkistis. Ia menduga ada pihak lain yang tidak senang dengan kepemimpinnanya hingga memanfaatkan siswa untuk melakukan aksi provokasi.

Aksi unjuk rasa ini berakhir setelah sejumlah siswa dibawa ke kantor polisi. Pihak yayasan keberatan dengan aksi anarkistis siswa dan meminta agar kasus ini ditangani polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com