PADANG, KOMPAS.com - Masa tanggap darurat bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berakhir sejak Sabtu, 9 Juni 2024.
Bencana yang terjadi pada Sabtu, 11 Mei 2024 itu tentu masih menyisakan duka. Sebanyak 63 orang meninggal dunia dan 10 lainnya hilang.
"Masa tanggap darurat bencana telah berakhir kemarin Sabtu," kata Sekretaris Daerah Sumbar Hansastri kepada wartawan, Senin (10/6/2024) di Padang.
Hansastri menyebutkan, selain korban jiwa, tercatat 1.210 rumah yang rusak, 1.102 irigasi dan 53 jalan hancur.
Lalu, lebih dari 2.700 ekor ternak hilang, termasuk ribuan hektar lahan pertanian yang rusak. "Dari hitungan sementara, kerugian mencapai Rp 516 miliar,” kata Hansastri.
Menurut Hansastri setelah masa tanggap darurat, dilakukan pemulihan atau masa transisi.
Baca juga: Jokowi ke Sumbar Besok, Kunjungi Korban Banjir Lahar di Agam dan Tanah Datar
Pemulihan infrastruktur yang rusak akibat bencana itu membutuhkan dana sekitar Rp1,6 triliun.
“Saat ini, Pak Gubernur sudah berupaya meminta bantuan Pemerintah pusat untuk perbaikan infrastruktur yang rusak," kata Hansastri.
Hansastri mengungkapkan, bantuan berbagai pihak yang sudah masuk ke rekening penampung mencapai Rp 676 juta.
'Selain itu, ada bantuan yang diterima gubernur dan Wagub secara simbolis, namun bantuan itu dibagikan langsung oleh organisasi bersangkutan ke masyarakat terdampak."
"Meski begitu, kami akan tetap melakukan pendataan," kata Hansastri.
Bencana terjadi di Sumbar pada Sabtu, 11 Mei 2024 akibat tingginya curah hujan.
Banjir bandang bercampur lahar dingin Gunung Marapi terjadi di Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang. Sedangkan di Padang terjadi longsor yang menyebabkan dua orang meninggal dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.