Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambil Malu-malu Kepala Kampung Friwen Sebut Masyarakat Inginkan Bantuan Rumah

Kompas.com - 08/06/2024, 15:31 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

RAJA AMPAT, KOMPAS.com - Kepala Kampung Friwen Inse Mina Wawiyay (31) mengatakan, masyarakat setempat menginginkan bantuan program rumah layak huni.

Inse menyampaikan permintaan ini saat dia ditanya apa yang warga Kampung Friwen keluhkan dan ingin sampaikan kepada presiden dan wakil tresiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

“Saya minta maaf bilang begini, tapi sebenarnya saya malu. Tapi, Pak, pasti masyarakat di sini juga mau ada bantuan rumah. Karena, mungkin setiap rumah itu ada tiga keluarga di satu rumah,” ungkap Inse di Kampung Friwen, Raja Ampat, Papua Barat Daya, Jumat (7/6/2024).

Inse berujar, dana kampung yang dia dapatkan dari pemerintah tidak akan cukup untuk membangun rumah.

Baca juga: Kisah Warga Raja Ampat, Jaga Terumbu Karang di Tengah Ancaman Bom Ikan

“Apalagi, sekarang masyarakat hanya mau saya berikan (perahu) fiber dulu (untuk mencari nafkah),” kata dia.

“Jadi, untuk mau bangun rumah lagi, mungkin uangnya tidak cukup. Saya selalu pengin agar pemerintah pusat bisa memberikan bantuan uang rumah. Supaya dana kampung tidak harus membangun, tapi bisa dipakai program yang lain,” kata dia.

Selain bantuan rumah, masyarakat setempat juga menginginkan listrik di rumah mereka menyala selama 24 jam seperti di wilayah Indonesia yang lain.

“Kita juga sebenarnya mau (listrik menyala 24 jam) dari malam sampai pagi, pagi sampai malam. Kami masyarakat Kampung Friwen pasti mau seperti itu,” kata Inse.

Baca juga: Mooring System Dipasang di Perairan Raja Ampat, Cegah Kerusakan Terumbu Karang

Inse mengungkapkan, sejauh ini masyarakat Kampung Friwen hanya bisa menggunakan listrik selama 12 jam, yakni mulai 06.00 WIT sampai 18.00 WIT. Listrik ini bersumber Pembangkit Tenggara Listrik (PLN).

Kampung Friwen terletak di Pulau Friwen, Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Inse berujar, jumlah penduduk di Kampung Friwen sebanyak 217 orang di mana mayoritas warganya bekerja sebagai nelayan dan menyewakan tempat tinggal mereka untuk wisatawan yang datang.

Di Kampung Friwen, hanya ada satu lembaga pendidikan, yakni Sekolah Dasar Negeri 04 Friwen.

“Di sini, ada lima guru (SDN 04 Friwen). Ada yang (statusnya) pegawai negeri sipil (PNS), pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), dan honorer,” ujar dia.

Baca juga: “Mooring System” Terpasang di Raja Ampat, Pemprov Terapkan Retribusi

Untuk jenjang pendidikan selanjutnya, yakni sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA), warga harus ke Pulau Waisai atau Pulau Yanbeser.

Di Kampung Friwen, setidaknya ada satu bangunan puskesmas pembantu (pustu) yang terletak di dekat dermaga atau di samping SD 04 Friwen.

Pustu, ungkap Inse, diisi tenaga medis satu suster dan satu bidan.

“Kalau dokter (ada) di Pulau Saonek. Iya, (alau sakit berat harus ke sana). Kalau melahirkan di sini bidan tidak bisa tangani, harus berlari ke Saonek atau ke Waisai,” ujar Ines.

Sejaauh ini tidak ada warga yang melahirkan saat kapal berada di tengah laut mengingat ada bidan yang bisa memperkirakan hari kelahiran si ibu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com