Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Dugaan Pungli Rekrutmen Karyawan Satpol PP, Bupati Kebumen: Ditaksir Mencapai Rp 70 Juta

Kompas.com - 31/05/2024, 05:01 WIB
Bayu Apriliano,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KEBUMEN, KOMPAS.com - Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto geram mendapatkan laporan adanya dugaan pungli saat rekrutmen karyawan di instansi Satpol PP Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Arif menyampaikan, kasus ini terungkap berawal dari aduan via media sosial pribadinya yang ia terima pada Rabu (29/5/22024) dini hari.

"Mendapat aduan ini, beliau (korban) langsung saya undang ke pendopo sambil menangis dan cerita semuanya," kata Bupati dalam keterangan resminya via WhatsApp Kamis (30/5/2024).

Baca juga: Pungli Pembuatan Sertifikat Tanah, Mantan Lurah Sawah Besar Semarang Ditangkap

Arif naik pitam mendengar kelakuan anak buahnya.

Di tengah gencarnya upaya membangun pemerintah yang bersih, Bupati mendengar ada dugaan anak buahnya yang melakukan pungli dalam proses rekrutmen karyawan di lingkungan Satpol PP Kebumen.

Mendengar hal itu, Bupati langsung memanggil Kepala Satpol PP Kebumen, Inspektorat Kebumen, dan anggota Satpol PP untuk melakukan penyelidikan internal.

Baca juga: Spesifikasi Kawasaki Ninja ZX-25R, Tunggangan Baru Satpol PP DIY


Baca juga: Tolak RUU Penyiaran, Jurnalis di Semarang Ramai-ramai Gembok Kantor DPRD Jawa Tengah dan Taburkan Mawar

Nominal dugaan pemerasan capai Rp 70 juta

Unggahan di media sosial Facebook milik Bupati Kebumen Arif Sugiyanto soal kasus dugaan pungli di Satpol PP Kebumen Tangkapan layar media sosial Facebook Bupati Kebumen Arif Sugiyanto Unggahan di media sosial Facebook milik Bupati Kebumen Arif Sugiyanto soal kasus dugaan pungli di Satpol PP Kebumen

Bupati menyebut, setelah dilakukan penyelidikan internal, Tak hanya soal mengetahui siapa pelaku yang meminta uang, Bupati juga menemukan fakta lain.

"Semula aduannya dugaan pemerasan itu Rp 30 juta, namun setelah diusut nominalnya ditaksir mencapai Rp 70 juta rupiah," kata Bupati.

"Ini cukup luar biasa, ditengarai ada orang dinas yang terlibat, tentunya hal ini memprihatinkan bagi saya, ini bentuk bagian dari pemerasan, diperas, anaknya ditakut-takuti, diancam. pelakunya sudah diketahui, dan pasti saya bawa ke depan penegak hukum," ujar Bupati

"Tentunya ini dilakukan oleh PNS kita, sangat prihatin saya, jadi bayangkan P3K itu gajinya berapa, kok ya tega ada yang diminta sampai Rp 30 juta, korban akan kita cek betul, terima kasih kepada orang tua yang sudah melaporkan," kata Arif.

Untuk memberi efek jera kepada pelaku dan peringatan bagi pegawai lainnya, Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menulis pada akun Facebook pribadinya soal adanya dugaan pungli ini.

"Save Satpol PP, hasil klarifikasi :Sdr. EAW : 45 jt, Sdri EN: 35 jt, Ar :15 jt, & korban lain. Para korban sudah melaporkan tindak pidana pemerasan ke Polres Kebumen," tulis Bupati pada unggahan media sosial Facebook.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Kebumen Ira Puspitasari, saat dihubungi Kompas.com belum memberikan keterangan resmi soal kasus dugaan pungutan liar di bawah kepemimpinannya tersebut.

Baca juga: Saber Pungli Tangkap 4 Juru Parkir Liar di Masjid Al Jabbar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggaran Inpres Jalan Daerah Kalbar Belum Cair, Komisi V DPR Undang Kementerian PUPR Rapat

Anggaran Inpres Jalan Daerah Kalbar Belum Cair, Komisi V DPR Undang Kementerian PUPR Rapat

Regional
Kasus Dugaan Korupsi RSUD Sumbawa Jilid II Naik Penyidikan, Ada Potensi Tersangka Lebih dari Satu

Kasus Dugaan Korupsi RSUD Sumbawa Jilid II Naik Penyidikan, Ada Potensi Tersangka Lebih dari Satu

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Regional
'Justice For Afif...'

"Justice For Afif..."

Regional
Industri Tekstil Jateng Terpuruk, Dipicu Bahan Baku Sulit dan Permintaan Loyo

Industri Tekstil Jateng Terpuruk, Dipicu Bahan Baku Sulit dan Permintaan Loyo

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
[POPULER REGIONAL] Sosok Bupati Belu Perjuangkan Pengobatan Gratis | Soal Pejabat di Semarang Titip Anak di PPDB

[POPULER REGIONAL] Sosok Bupati Belu Perjuangkan Pengobatan Gratis | Soal Pejabat di Semarang Titip Anak di PPDB

Regional
Soal Pilkada Solo, Muhammadiyah Netral tapi Punya Kriteria Pemimpin

Soal Pilkada Solo, Muhammadiyah Netral tapi Punya Kriteria Pemimpin

Regional
Gunung Gandang Dewata, Puncak Tertinggi di Sulawesi Barat

Gunung Gandang Dewata, Puncak Tertinggi di Sulawesi Barat

Regional
Dampak Cuaca Buruk, Petambak Udang di Kebumen Panen Lebih Awal

Dampak Cuaca Buruk, Petambak Udang di Kebumen Panen Lebih Awal

Regional
Terungkap Motif Pria Bacok Pacar Anaknya hingga Tewas, Sakit Hati Putrinya Dilecehkan

Terungkap Motif Pria Bacok Pacar Anaknya hingga Tewas, Sakit Hati Putrinya Dilecehkan

Regional
Malam Ini Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Lagi, Semburkan Abu Tebal 900 Meter

Malam Ini Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Lagi, Semburkan Abu Tebal 900 Meter

Regional
Sejarah Kabupaten Semarang

Sejarah Kabupaten Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com