Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Kompas.com - 09/05/2024, 21:58 WIB
Fitri Rachmawati,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

LOMBOK BARAT, KOMPAS.COM - Sebuah pondok pesantren (ponpes) di Sekotong, Lombok Barat dirusak oleh massa pada Rabu (8/5/2024) sore.

Hal itu buntut dari adanya laporan dugaan pelecehan seksual terhadap 5 santriwati oleh AM (50), pemilik sekaligus pimpinan di ponpes tersebut.

"Sekelompok warga mendatangi Pondok Pesantren NQW dan melakukan aksi protes dengan merusak beberapa bagian bangunan pondok," jelas Kapolres Lombok Barat, AKBP Bagus Nyoman Gede Junaedi, dalam siaran persnya, Kamis (9/5/2024).

Bagus menjelaskan, aksi perusakan tersebut dipicu oleh informasi dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum ustaz inisial MA selaku pemilik pondok pesantren tersebut terhadap 5 santriwatinya.

Jajaran Polres Lombok Barat langsung ke lokasi kejadian dan berhasil menenangkan warga serta mengamankan situasi agar aksi perusakan tidak meluas.

Baca juga: Pelaku Penembak Anak SD di Sleman dengan Senapan Angin Ditangkap, Alasannya Emosi

Situasi berangsur kondusif

Pasca-aksi perusakan Ponpes di Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, situasi berangsur kondusif. 

Sejumlah personel disiagakan untuk antisipasi tindakan yang mengganggu kondusifitas.

"Kami meminta masyarakat untuk tidak melakukan tindakan anarkis dan mempercayakan proses hukum pada aparat kepolisian," kata dia. 

Baca juga: Viral, Unggahan Aksi Pembegalan Tukang Pijit di Cicalengka, Polisi Tegaskan Murni Kecelakaan


Minta korban melapor

Aparat Kepolisian Polres Lombok Barat, mengamankan situasi paska perusakan sebuah Ponpes di Sekotong, Lombok Barat, Rabu (9/5/2024), dipicu oleh dugaan kekerasan seksual pimpinan Ponpes pada 5 santriwati.Humas Polres Lombok Barat Aparat Kepolisian Polres Lombok Barat, mengamankan situasi paska perusakan sebuah Ponpes di Sekotong, Lombok Barat, Rabu (9/5/2024), dipicu oleh dugaan kekerasan seksual pimpinan Ponpes pada 5 santriwati.

Kapolres meminta kepada santriwati atau pihak keluarga yang mengaku mengalami pelecehan seksual untuk segera melapor secara resmi kepada pihak kepolisian.

"Kami mohon kepada korban, atau keluarga korban untuk melapor agar kasus ini dapat segera diproses, dan meminta masyarakat tidak menyebar infornasi yang belum jelas kebenarannya," kata Kapolres. 

Bagus mengharapkan kerja sama dari semua pihak, sehingga kasus ini dapat segera diselesaikan dan terungkap sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Baca juga: Pelaku Penembak Anak SD di Sleman dengan Senapan Angin Ditangkap, Alasannya Emosi

5 santriwati telah laporkan kekerasan seksual

Sementara itu, Koordinator Relawan Anak, Joko Jumadi mengatakan, kasus tersebut telah dilaporkan ke Polres Lombok Barat. 

"Tadi pagi 5 orang santriwati sudah melapor, 2 orang nengalami perkosaan, lainnya dilecehkan, kami mendampingi para korban dan melindungi mereka karena masih trauma," katanya kepada Kompas.com, Kamis (9/5/2024) malam.

Menurutnya, kasus dugaan pelecehan tersebut sudah ramai di masyarakat. Hanya saja, diduga pelaku AM, pimpinan ponpes tersebut terus berdalih tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan.

"Beberapa hari yang lalu orangtua korban sempat ketemu dengan pelaku, pada saat pertemuan tersebut pelaku menyatakan bahwa yang melakukan perbuatan tidak patut itu  adalah makhluk gaib," paparnya.

Penyataan pimpinan ponpes inilah yang kemungkinan memicu emosi warga sehingga melakukan perusakan pada Rabu sore. 

Baca juga: Guru Ngaji di Surabaya Dipolisikan, Diduga Cabuli Anak SD di Masjid

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com