KLATEN, KOMPAS.com - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menyampaikan masih ada sapi di Klaten yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Klaten, Widiyanti mengatakan, saat ini tercatat ada sebanyak 11 ekor sapi yang terjangkit PMK.
Jumlah itu tersebar di empat kecamatan yakni Ngawen 1 kasus, Karangnongko 1 kasus, Trucuk 6 kasus, dan Wonosari 3 kasus.
"Sampai sekarang memang masih ada (PMK). Kasus aktif tinggal 11 kasus," kata Widiyanti, saat dihubungi pada Senin (29/4/2024).
Baca juga: Ciri-ciri Sapi dan Kambing Terkena PMK
Kendati masih ditemukan ada PMK, kata Widiyanti jumlahnya tidak sebanyak 2023 lalu.
Dia menyebutkan, total sapi yang terjangkit PMK pada 2023 lalu mencapai 4.000 kasus.
Sementara pada tahun ini terhitung sedikit. Berdasarkan data Januari-April 2024 tercatat ada sebanyak 60 kasus.
"Dulu kalau total kasus satu tahun hampir 4.000 kalau yang dulu (2023). Kalau dibandingkan tahun kemarin sangat jauh. Tapi masih ada dan harus kita kawal terus," ungkap dia.
Menurutnya, tingkat kematian hewan ternak yang terjangkit PMK rendah dan dapat disembuhkan dengan masa inkubasi 14 hari, serta masa penyembuhan 14 hari.
"Tidak ada laporan mati. Jadi begitu ditemukan langsung diobati. Alhamdulillah sembuh," katanya lagi.
Baca juga: Panduan Lengkap Pelaksanaan Kurban di Masa Wabah PMK
Widiyanti menyampaikan, sampai saat ini vaksinasi PMK masih dilakukan. Adapun realisasi vaksinasi sampai dengan saat ini adalah vaksinasi 1 sebanyak 68.653 dosis, vaksinasi 2 sebanyak 56.579 dosis, vaksinasi 3 sebanyak 38.911 dosis dan vaksinasi 4 sebanyak 5.308 dosis.
Lebih jauh, Widiyanti mengatakan, telah melakukan pengawasan lalu lintas hewan ternak di pasar hewan. Ini dilakukan sebagai antisipasi penularan penyakit hewan menular strategis (PHMS) di antaranya PMK dan antraks.
"Kita saat ini optimalisasi untuk pengawasan penyakit hewan menular strategis. Di antaranya ada PMK, antraks dan sebagainya. Salah satu yang krusial di aspek lalu lintas. Lha sebagai pintu gerbangnya yang banyak di pasar hewan. Saat ini kita optimalisasi dalam rangka untuk pengendalian PHMS kita tingkatkan pengawasan di pasar hewan," terang dia.
Baca juga: Benarkah Tak Boleh Konsumsi Daging Sapi Terinfeksi PMK? Ini Kata Dosen IPB
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.