PURWOKERTO, KOMPAS.com - Ratusan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, melakukan aksi melepas jaket almamater di depan gedung rektorat, Jumat (26/4/2024) petang.
Aksi itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap pihak kampus karena tuntutan mahasiswa agar biaya uang kuliah tunggal (UKT) 2024 diturunkan belum dapat dipenuhi.
"Aksi ini sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap kebijakan kampus," kata Koordinator aksi, Fadhil Syahputra saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat malam.
Baca juga: Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta
Fadhil mengungkapkan, dalam audiensi antara perwakilan mahasiswa dan rektorat yang berakhir pada Jumat petang, belum menemukan titik temu.
"Hasil audiensi tadi rektorat belum memberikan keputusan apa-apa, tapi rektorat sudah mempertimbangkan (tuntutan mahasiswa)," ujar Fadhil.
Fadhil mengatakan, dalam audiensi itu pihak rektorat berjanji akan mengumumkan keputusannya pada Senin (29/4/2024) mendatang.
Untuk itu, kata Fadhil, pada hari Senin nanti mahasiswa akan melakukan aksi lanjutan.
"Kami akan melakukan konsolidasi secepatnya, Senin ada aksi lagi. Kalau tuntutan belum terpenuhi akan ada aksi lagi atau dengan upaya lain," kata Fadhil.
Sebelum melakukan audiensi, Rektor Unsoed Prof Akhmad Sodiq telah menjelaskan mengenai penentuan biaya UKT.
"Pembiayaan di perguruan tinggi, ada dari kemitraan, dari pemerintah dan dari masyarakat melalui UKT," kata Sodiq.
Sodiq mengatakan, UKT yang selama ini dibayarkan oleh mahasiswa didasarkan pada perhitungan Biaya Kuliah Tunggal (BKT) tahun 2012.
"Pembiayaan selama ini berdasarkan pada perhitungan BKT pada tahun 2012. Saya ingat betul pada saat itu, karena saya tim penyusun," ujar Sodiq.
Kemudian tahun ini terdapat surat dari kementerian terkait kebijakan penyesuaian UKT. Sehingga dari rektorat mengusulkan penyesuaian pada tanggal 28 Februari ke Jakarta.
"BKT ialah biaya yang berkaitan dengan operasional pendidikan untuk mahasiswa selama satu tahun. Angkanya dari kementerian, variabelnya ialah kedaerahan, jadi masing-masing daerah berbeda. Termasuk akreditasi, ini juga mempengaruhi nilai BKT, kemudian proses pendidikan, dan metode pendidikannya," jelas Sodiq.
Menurut Sodiq, UKT di setiap program studi berbeda-beda karena faktor proses pembelajaran, praktek lapangan, dan ruang kuliah.
Baca juga: Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat
Selain itu, komponen pendapatan orangtua dan tanggungan keluarga juga mempengaruhi dalam penentuan golongan UKT.
"Dan kami sudah evaluasi yang sudah masuk, hanya sedikit yang masuk di level 7 dan 8. Data yang masuk level 2, 3, dan 4 mendekati 83 persen. Ini artinya saudara kita yang ada di Unsoed pendapatannya mengarah di level tadi," kata Sodiq.
Diberitakan sebelumnya, ratusan mahasiswa Unsoed Purwokerto menggeruduk gedung rektorat, Jumat (26/4/2024).
Tuntutan utama dalam aksi ini adalah menolak kenaikan biaya UKT 2024 yang dinilai terlalu mahal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.