KOMPAS.com - Sampah selalu menjadi momok masalah lingkungan yang dikeluhkan semua orang. Namun apakah semua peduli?
Problem inilah yang kemudian mengetuk Sumarti Ningsih bersama ibu-ibu lainnya untuk mengatasi sampah di Perumahan Patiunus RT 04 RW 07 Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Bagi Ningsih, sampah adalah masalah serius. Untuk itu semua orang harus bertanggung jawab atas sampah mereka masing-masing, mulai dari lingkup terkecil di rumah tangga.
Baca juga: Koperasi Bisa Jadi Motor Bank Sampah, Tingkatkan Ekonomi dan Atasi Masalah
"Gerakan sampah kita timbul ya, karena sampah itu. Intinya gini, sampahmu adalah tanggung jawabmu," kara Ningsih kepada Kompas.com, Minggu (21/4/2024).
"Jadi saya beserta ibu-ibu yang ada di sini merasa bertanggung jawab atas sampah yang ada di sini, karena sampah itu sangat menggangu, untuk lingkungan kita," imbuhnya.
Gerakan peduli sampah di Perumahan Patiunus Demak ini kemudian memunculkan inisiatif pendirian bank sampah "Berkah Jaya" tahun 2017.
Sampai saat ini, setidaknya 10 orang ibu yang masih bertahan untuk berkomitmen mengelola sampah yang ada di sekitar mereka.
Tanggal 15 setiap bulannya, para anggota bank sampah Berkah Jaya melakukan pertemuan dan menyetorkan sampah yang sudah disortir.
"Ibu-ibu di sini itu dibiasakan untuk mengemas sampah, ada organik ada sampah nonorganik gitu nanti setiap bulannya setiap tanggal 15," ujarnya.
Baca juga: Lima Tahun Bank Sampah Unsyiah Aceh, Sulap Limbah Jadi Rupiah
Menurut Ningsih, sampah Berkah Jaya hanya beranggotakan perempuan. Ia sadar betul akan kesibukan masing-masing orang.
Setidaknya, para ibu rumah tangga bisa menjadi contoh bagi anak-anak mereka, meskipun pemuda setempat sedikit yang peduli.
"Sementara ibu-ibu, karena bapak-bapak itu kemungkinan sibuk bekerja, kalau anak muda di sini belum tertarik kemungkinan, sosialisasi itu memang perlu sih," ungkapnya.
Ketua Berkah Jaya, Ningsih menerangkan, sampah yang masuk akan dijual ke pengepul dan uangnya menjadi tabungan para anggota.
Mayoritas uang dari hasil sampah itu menjadi tabungan untuk pembelian barang kebutuhan anak maupun keperluan mendesak.