Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelisah Ngatiyem, Pembuat Selongsong Ketupat Didominasi Orang Tua

Kompas.com - 16/04/2024, 13:34 WIB
Dian Ade Permana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Di Jalan Patimura Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, puluhan orang duduk sembari merangkai janur untuk dibuat menjadi selongsong ketupat. Mereka terdiri dari kelompok-kelompok kecil, dan selanjutnya selongsong tersebut dijual.

Salah satunya, Ngatiyem (60), warga Gamol Kelurahan Kecandran, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Dia bersama adiknya, Juminem berjalan kaki ke lokasi tersebut untuk menjual selongsong ketupat.

"Dari pukul 08.00 WIB, membuat dan menjual (selongsong) ketupat ini. Nanti pulang kalau sudah habis," ujarnya dalam Bahasa Jawa, Selasa (16/4/2024).

Baca juga: Tradisi Lebaran Ketupat: Sejarah, Filosofi, dan Perbedaan dengan Hari Raya Idul Fitri

Tak hanya berdua, Ngatiyem juga mengajak anak perempuannya untuk menjual selongsong ketupat. 

Dia sengaja mengaja anaknya agar ada yang meneruskan membuat dan menjual ketupat. Pasalnya pembuat selongsong ketupat didominasi orangtua. 

"Biar ada yang meneruskan, sekarang sedikit anak muda yang mau membuat dan menjual selongsong," kata dia.

Menurutnya, menjual selongsong tak hanya membutuhkan keterampilan, tapi juga meneruskan tradisi yang sudah berjalan sejak lama.

"Kalau dilihat memang membuatnya mudah, tapi harus rapi. Ini kan untuk lebaran ketupat, jadi harus bagus ketupatnya jangan asal membuat," imbuh Ngatiyem.

"Lebaran ketupat itu kan satu minggu setelah lebaran yang pertama. Jadi nanti ketupat ini dibawa ke keluarga, dimakan bersama-sama agar semakin rukun," paparnya.

Ngatiyem sudah dua hari berjualan selongsong ketupat. Janur atau bahan membuat selongsong, dibelinya dari pengepul.

"Sudah ada yang nyetori kalau mau jualan. Kalau yang sudah jadi, harganya Rp 10.000 dapat isi 10, diikat jadi satu agar mudah membawanya," kata dia.

Setiap tahun, Ngatiyem berjualan selongsong untuk menyambut lebaran ketupat. Tahun ini, diakuinya penjualan sangat bagus karena ramai pembeli.

"Kalau ramai memang ramai, tapi yang buat ini semua orang tua. Lama-lama bisa habis yang jual kalau isinya orang tua semua," ungkapnya.

Seorang pembeli selongsong ketupat, Suyatmi mengatakan, dirinya membeli sebanyak 50 buah atau lima ikat.

"Untuk merayakan lebaran ketupat yang biasa dilaksanakan satu minggu setelah lebaran. Nanti masak ayam juga, dimakan sama keluarga besar," paparnya.

"Keluarga kami selalu merayakan lebaran ketupat karena ini juga tradisi yang sudah lama. Selain itu juga untuk silaturahmi dan doa yang baik-baik," kata Suyatmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Regional
Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Regional
3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

Regional
Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Regional
Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Regional
Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Regional
Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Regional
Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Regional
Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Regional
Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Regional
Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Regional
Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Regional
Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com