Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

90 Warga Jateng Meninggal akibat DBD pada 2024, Berikut Perincian Daerahnya...

Kompas.com - 25/03/2024, 18:26 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah (Jateng) mencatat, sebanyak 90 warga Jateng meninggal dunia usai terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang 2024.

"DBD sampai hari ini total kematian seluruh Jateng ada 90 kasus. Kalau kita lihat trennya, (Maret) sudah mulai turun sedikit dibandingkan awal-awal Januari, Februari kemarin," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Pengakiiit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah, Irma Makiah melalui sambungan telepon, Senin (25/3/2024).

Irma menyebutkan Jepara, Kendal, Blora, Grobogan, Boyolali, Wonogiri, dan Rembang memiliki kasus kematian tertinggi.

"Paling tinggi Jepara ada 20 kasus kematian, Kendal 15, Klaten, dan Blora 9 kasus kematian," katanya.

Baca juga: Kasus DBD di Kendal Terus Meningkat, 14 Warga Meninggal, RS Dilarang Menolak Pasien


Baca juga: Waspada, Kasus Demam Berdarah di Demak Terus Meningkat

Penyebaran kasus demam berdarah dengue

Sementara, total pasien yang terjangkit DBD di Jateng dalam periode tersebut sebanyak 3.283 kasus.

Puncaknya pada minggu ke-9 terdapat 432 kasus lalu menurun pada minggu ke-11 menjadi 227 kasus.

"Kalau total kasus 2024 di Jateng sampai minggu ke-11 ada 3.283 kasus. Merata Januari sampai Maret, hampir di semua kab/kota meningkat semua," ungkapnya.

Grobogan mencatat sebaran kasus terbanyak yakni 286 kasus.

Baca juga: Kasus DBD di Banyumas Meningkat, 2 Orang Meninggal, Apa Penyebabnya?

 

Disusul Boyolali 236 kasus dan Banyumas 205 kasus.

"Groboban terbanyak karena jumlah penduduknya juga banyak, jadi jumlah kasus enggak bisa jadi tolak ukur peta penyakit, karena semakin banyak penduduknya, kita harus bandingkan incident rate sama jumlah penduduk," jelas dia.

Lebih lanjut, Irma menilai lonjakan kasus terjadi pada 2024 karena adanya perubahan iklim dan transisi dari musim kemarau ke musim hujan belakangan.

"DBD ini justru karena perubahan iklim ya, tahun kemarin El nino, terus (sekarang) hujan berhenti terus, jadi nyamuk dapat media berkembang biak yang baik, karena pancaroba musim penghujan," tegasnya.

Untuk itu, pihaknya meminta agar masyarakat mewaspadai titik-titik kotor yang menjadi sarang nyamuk serta menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing.

Baca juga: 2.000 Warga Jateng Terserang DBD Sepanjang 2024, 67 Meninggal, Daerah Mana yang Paling Banyak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kilas Daerah
Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Regional
Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Regional
Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Regional
Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Regional
Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Regional
Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Regional
Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com