Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tewas Selang 26 Hari, Bocah Jadi Korban ke-16 Anjing Rabies di TTS

Kompas.com - 03/03/2024, 15:12 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat ada tambahan satu anak yang meninggal akibat rabies.

Bocah terakhir yang meninggal ini bernama Imanuel Seko (12), asal Desa Taiftob, Kecamatan Mollo Utara, TTS.

"Meninggalnya hari Rabu (28/2/2024) lalu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS Ria Tahun, Minggu (3/3/2024).

Baca juga: Kabupaten Ende Capai Status Darurat Rabies, Pemkab Ende Lakukan Langkah Ini

Ria menjelaskan, Imanuel digigit anjing pada Selasa (6/2/2024), sekitar pukul 15.00 Wita, saat bersama ibu dan kakaknya mengunjungi pamannya di Desa Kualeu, Kecamatan Mollo Tengah, TTS.

Ketika itu, Imanuel mendatangi kebun pamannya, bersama seekor anak anjing yang dia bawa dari rumahnya.

Tak lama kemudian, seekor anjing liar datang dan menerkam anak anjing miliknya. Melihat itu, Imanuel berusaha melerai tapi dia malah digigit di bagian pipi.

"Akibat digigit, Imanuel alami tiga luka dalam di pipi," kata Ria.

Baca juga: Ada Indikasi Rabies, Ratusan Anjing Jagal di Semarang Akan Dikirim ke Bogor

Sang ibu lalu memberikan minyak oles di bagian pipinya yang terluka, tanpa dicuci menggunakan air mengalir.

Setelah itu, mereka sekeluarga kembali ke rumah dan setiap hari ibunya mengobati luka itu dengan minyak oles. Satu minggu kemudian, luka itu sembuh.

Selanjutnya, pada Senin, 19 Februari 2024, Imanuel mengeluh sakit kepala, demam dan muntah. Meski begitu, dia tetap bersekolah.

Kemudian, rentang antara 20-24 Februari 2024, Imanuel mengalami gejala yang sama, ditambah napsu makan yang mulai berkurang.

"Pada tanggal 25 Februari 2024, Imanuel mengalami gejala gelisah, takut angin, takut air, takut api, takut cahaya, takut asap dan tidak mau makan dan minum," kata Ria.

Baca juga: Kasus Penyiksaan Anjing, 1 Ekor Terindikasi Positif Rabies

Keluarga lalu berusaha mengobatinya dengan obat tradisional. Pengobatan tradisional pun tidak mempan.

Imanuel bahkan mengalami kesakitan dan mencakar serta menggigit ibunya.

Pada Rabu (28/2/2024), sekitar pukul 11.00 Wita, Imanuel akhirnya meninggal dunia di rumahnya.

"Kesimpulan tim investigasi dari Dinas Kesehatan yang turun ke lokasi dengan melihat gejala yang muncul dan masa inkubasi yang ada, maka diduga anak Imanuel Seko mengalami gejala khas rabies," ujar Ria.

Dengan meninggalnya Imanuel, lanjut Ria, jumlah warga Kabupaten TTS yang meninggal akibat rabies menjadi 16 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

Regional
Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Regional
Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com