Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan Satgas Cartenz dengan Pihak Selandia Baru dan Perkembangan Pembebasan Philip

Kompas.com - 29/02/2024, 05:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

PAPUA, KOMPAS.com - Upaya membebaskan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Merthens, yang telah satu tahun disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya terus berlanjut.

Kasatgas Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani mengungkap pertemuan antara Satgas Cartenz dan pihak Kedubes Selandia Baru demi membebaskan Philip.

"Komitmen bersama (membebaskan Philip) terungkap saat pertemuan dengan Atase Polisi pada Kedubes Selandia Baru di Jakarta Paul Laurence Borell yang berlangsung di Posko Damai Cartenz Timika, Selasa (27/2/2024)," kata Faizal, Rabu (28/2/2024), seperti dikutip Antara.

Baca juga: 1 Tahun Pilot Susi Air Disandera KKB, Kapolda Papua: Selandia Baru Masih Percaya Indonesia

Kendala negosiasi

Faizal mengungkapkan, proses negosiasi untuk membebaskan pilot Susi Air terus berjalan.

Namun, hal tersebut tak semudah membalikkan telapak tangan. Tim negosiasi yang dipimpin Penjabat Bupati Nduga Edison Gwijangge menemui sejumlah kendala.

"Proses tersebut terkendala oleh berbagai faktor termasuk campur tangan pihak-pihak lain dan masalah adat," katanya.

Baca juga: Pilot Susi Air Minta Obat-obatan, Kapolda Papua: Demi Kemanusiaan, Pasti Diperhatikan

Tetap berlanjut

Kapolres Nduga AKBP V.J Parapaga menegaskan bahwa sistem negosiasi terus berlanjut meski  ada penggantian pejabat.

"Siapa pun yang menggantikan, sistemnya sudah terbangun," tandas Parapaga.

Pernyataan tersebut merespons pertanyaan yang sempat dilontarkan oleh Paul Borell mengenai apakah negosiasi terdampak jika masa jabatan Penjabat Bupati Nduga berakhir.

Percaya Indonesia

Sebelumnya, Atase Polisi Selandia Baru Paul Borell juga sempat bertemu dengan Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri di Jayapura, Senin (26/2/2024).

Fakhiri mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut Paul menyampaikan kepercayaannya pada Indonesia dalam menangani penyanderaan Philip.

"Bahwa mereka tetap sepakat urusan itu urusan Philip adalah urusan Indonesia, mereka tidak mencampuri urusan dan tetap masih mengakui Papua bagian lengkap dari NKRI," kata Fakhiri.

Fakhiri memastikan bahwa aparat keamanan terus mencari informasi soal keberadaaan Philip dan pergerakan KKB penyandera.

Baca juga: Anggota KKB yang Tewas Ditembak di Kali Brasa adalah Anak Buah Yotam Buriangge

"Tentunya bukan tidak ada hasil, yaitu kita dapat lihat perkembangan dari pilot sendiri yang dibawa kelompok Egianus Kogoya ini kan tetap termonitor oleh aparat keamanan," kata dia.

Untuk diketahui, pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Merthes, disandera oleh KKB Egianus Kogoya sesaat setelah mendaratkan pesawat di Paro, Nduga, pada 7 Februari 2023.

Hingga saat ini sudah lebih dari setahun Philip disandera.

Sumber: Kompas.com (Dhias Suwandi) Antara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com