Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senyum Tabah Supriyanto, 10 Ton Gabahnya Busuk Terendam Banjir, Padahal Harga Lagi Bagus

Kompas.com - 23/02/2024, 22:43 WIB
Nur Zaidi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

DEMAK, KOMPAS.com - Senyum tipis Supriyanto (51) seolah ingin menunjukkan ketabahan hatinya yang baru ditimpa musibah.

Genap dua pekan, banjir menggenangi pemukiman warga Desa Cangkring Pos, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.

Meski langit tampak mendung sedari pagi, Supriyanto tetap meminta anaknya untuk membantu meratakan gundukan gabah basah dan berwarna cokelat gelap di pelataran penggilingan padi yang sudah disewanya. 

Dia sengaja menyewa pelataran penggilingan padi karena halaman permukiman masih berlumpur akibat banjir.

Baca juga: Harga Beras Naik, KPPU Lampung Lacak Pelaku Monopoli Gabah Kering

Senyum Supriyanto tidak mampu menutupi wajahnya yang lesu, kerut di dahi, dan mata sendunya.

Dua alisnya tampak melengkung ke tengah sewaktu menimang-nimang gabah yang membusuk dan berbau menyengat.

Kata Supriyanto, gabah itu diambil dari sawah miliknya yang terendam banjir. Padahal sebelum bencana itu datang, ia sudah merencanakan untuk panen 3 hari lagi.

"Sudah membusuk, sekitar 15 hari banjir," ujarnya kepada Kompas.com di area penggilingan padi Desa Cangkring Pos, Jumat (23/2/2024).

Ia mengaku memiliki tiga bahu sawah, setiap bidangnya mampu menghasilkan gabah 3,5 ton.

Sedangkan saat ini ia baru bisa menyelamatkan satu bahu sawahnya meskipun sudah membusuk. Untuk memanen satu bahu padi Supriyanto mengeluarkan ongkos Rp 4 juta.

"Diambil kemarin, ini baru sebahu. Ada 3 bahu, ini (sebahu)3,5 ton," katanya.

"(Ada 10 ton?), ada," kata Supriyanto

Dia menyebutkan harga gabah saat ini ada yang mencapai Rp 830.000 per kwintal. Sedangkan gabah miliknya yang membusuk sempat ditawar tengkulak Rp 250.000 per kwintal.

Supriyanto hanya bisa pasrah, meskipun gabah membusuk setelah kering nanti bisa diolah lagi.

"Dijual tidak laku, ya terpaksa diproses. Masih bisa tapi ya patah-patah," keluhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com