KOMPAS.com - Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul di ‘kandang banteng’ – daerah-daerah yang menjadi lumbung suara PDI-Perjuangan (PDI-P) – merujuk hasil hitung cepat Pilpres 2024. Kemenangan tersebut tak lepas dari ‘efek Jokowi’, menurut pengamat politik dan peneliti lembaga survei.
Berdasar data hasil hitung cepat sementara dua lembaga survei Charta Politika dan Lembaga Survei Indonesia (LSI), Prabowo-Gibran mengalahkan pesaingnya Ganjar Pranowo-Mahfud MD – pasangan yang diusung PDI-P – di kantung basis suara partai berlambang banteng ini.
Padahal, menurut peneliti dari Charta Politika, Nachrudin, elektabilitas partai pengusung Ganjar-Mahfud itu masih tergolong tinggi. Pengaruh sosok Presiden Joko Widodo tak bisa dilepaskan dari kemangan Prabowo-Gibran di wilayah-wilayah tersebut.
Baca juga: Real Count Sementara KPU: Prabowo Ungguli Ganjar di Kandang Banteng Babel
“Memang kuatnya faktor Jokowi adalah PDI-P, lalu Jokowi adalah bapaknya Gibran. Itu rasanya lebih mendominasi dan membuat orang sadar terhadap atribusi tersebut daripada mengenal Ganjar sebagai orang PDI-P,” ujar Nachrudin kepada BBC News Indonesia pada Kamis (15/02).
Senada, peneliti dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Aisah Putri Budiatri menjelaskan pengaruh Jokowi ini tak hanya dari sisi personal, tapi karena "punya bobot pemerintahan".
Meski begitu, politikus PDI-P, Masinton Pasaribu, mengatakan rendahnya suara Ganjar-Mahfud di sejumlah daerah yang dianggap lumbung suara PDIP akibat adanya "tangan-tangan berkuasa" yang turut andil.
Ia pun menyangkal apa yang disebut sebagai 'Jokowi effect' atau efek Jokowi, yang membuat suara Ganjar-Mahfud turun dalam hasil hitung cepat.
Baca juga: Suara Ganjar-Mahfud di Kandang Banteng Bali Versi Quick Count yang Disebut Koster Ujian
Berdasarkan hasil sementara hitung cepat (quick count ) dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Charta Politika pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, berhasil meraih mayoritas suara di Jawa Tengah & Yogyakarta, Jawa Timur, Bali & Nusa Tenggara.
Sementara, jika dibandingkan dengan hasil resmi KPU dalam Pilpres 2019, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin berhasil unggul di ketiga wilayah tersebut.
Di Jawa Tengah, misalnya, Jokowi berhasil meraih suara sebesar 76,47%. Pada pemilu kali ini, Prabowo mendapatkan mayoritas suara, yakni 52,98% berdasarkan LSI dan 50,78% berdasarkan Charta Politika.
Baca juga: Suara Prabowo Sementara Ungguli Ganjar di Kandang Banteng Semarang, Hendi: Hasil Tak Sesuai Harapan
Di Bali dan Nusa Tenggara, jumlah suara yang diperoleh Prabowo-Gibran mencapai kisaran 60,04% hingga 62,19%. Hasil ini mencerminkan perolehan suara Jokowi di daerah tersebut yang mencapai 69,15%.
Peneliti dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Aisah Putri Budiatri, mengatakan ada ‘gap’ antara perolehan suara yang besar bagi Prabowo-Gibran dan untuk partai-partai pengusungnya.
“Misalnya di beberapa daerah yang diunggulkan dan menjadi basis PDIP ternyata juga tidak memenangkan Ganjar," ungkap pengamat yang biasa dipanggil Puput.
"Menurut saya di situ irisan Jokowi yang kemudian jadi berpengaruh dalam konteks pilpres 2024 ini,” lanjutnya.
Baca juga: Prabowo-Gibran Unggul di Kandang Banteng, Pengamat Nilai Konstituen PDI-P Ikut Jokowi