KOMPAS.com - Pesta demokrasi telah digelar pada Rabu (14/2/2024). Namun, beberapa orang meninggal saat pencoblosan serentak.
Selain warga, ada juga petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara yang meninggal pada hari pencoblosan.
Ngatiyem (65), warga Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, meninggal dunia saat berada di bilik suara.
Korban meninggal sesaat setelah masuk di bilik suara TPS setempat pada Rabu (14/2/2023) pagi.
Sebelum meninggal, Ngatiyem sempat membuka beberapa surat suara, namun ia belum sempat menyalurkan hak pilihnya.
Korban yang mendadak pusing langsung terjatuh dan tak sadarkan diri. Ia pun dinyatakan meninggal dunia.
"Kami dari KPU Banyuwangi turut menyampaikan bela sungkawa. Semoga almarhumah dapat diterima di sisi terbaik Tuhan Yang Maha Esa," kata Ketua KPU Banyuwangi, Dwi Anggraini Rahman, Rabu.
Baca juga: Tak Sempat Mencoblos, Nenek di Banyuwangi Meninggal Dunia di Bilik Suara
Rubaikan (58) disebut meninggal dunia saat duduk mengantre sebelum mencoblos di bilik suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 21, Desa Sumberejo, Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (14/2/2024).
Rubaikan datang pada Rabu pagi sekitar pukul 08.45 WIB. Namun, ia tiba-tiba pingsan dan mendapat pertolongan dari Public Safety Center atau PSC Kota Batu.
Pada pukul 09.00 WIB, Rubaikan dinyatakan mennggal dunia.
"Jadi yang bersangkutan tidak sempat memilih, dan memiliki riwayat HT (Hipertensi). Kondisi kesehatannya memang tidak baik," kata Kabiddokes Polda Jatim Kombes Erwinn Zainul Hakim pada Rabu (14/2/2024).
Baca juga: Warga Kota Batu Meninggal Dunia Saat Antre Mencoblos di TPS
Peristiwa tersebut terjadi di TPS 1 Kelurahan Pasar Baturaja, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten OKU.
Sebelum tak sadarkan diri, Samilah sempat mengeluh dengan banyaknya nama caleg di surat suara. Hingga akhirnya Samilah jatuh terduduk di bilik suara.
Nenek Samilah datang ke TPS pada Rabu pagi dan ia sempat sarapan pempek serta minum kopi.