BANYUMAS, KOMPAS.com - Harga beras di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melambung tinggi dalam beberapa waktu terakhir.
Kenaikan harga ini diduga akibat stok beras di pasaran mulai menipis karena belum memasuki masa panen.
Seperti yang diungkapkan salah satu pedagang di Pasar Manis Purwokerto, Tri Murni (50). Saking tingginya, ia menyebut kenaikan harga ini dengan istilah ganti harga.
Baca juga: Beras Mahal, Pemkot Madiun Dirikan Enam Wartek Jual Sembako Murah
"Bukan naik lagi, tapi ganti harga," kata Tri Murni kepada wartawan, Selasa (13/2/2024).
Tri menyebut, untuk beras medium jenis IR 64 kini dijual Rp 16.000 per kilogram. Harga itu jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp 10.900 per kilogram.
Menurut Tri, harga beras mulai merangkak naik sejak kurang lebih dua bulan terakhir. Kenaikan bertahap antara Rp 500 sampai Rp 1.000 per kilogram.
"Kurang tahu (penyebab kenaikan harga), tapi kata distributor stoknya menipis jadi harga naik," ujar Tri.
Hal senada disampaikan Darmawan, pemilik warung sembako di Desa Legok, Kecamatan Pekuncen, Banyumas.
"Stok di penggilingan tidak ada, karena belum ada yang panen. Kemarin saya beli cuma dapat 25 kilogram," ungkap Darmawan.
Dengan naiknya harga dari penggilingan, Darmawan mengatakan, saat ini menjual beras IR 65 dengan harga Rp 16.000 per kilogram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.