KENDAL, KOMPAS.com - Persentase kematian karena kasus demam berdarah (DB) di Kabupaten Kendal Jawa Tengah, tertinggi di Indonesia, yakni mencapai 1,4 persen.
Jika dibandingkan dengan tingkat nasional, persentasenya di bawah 1 persen.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, Parno, mengatakan, pada 2023 kasus DB di Kabupaten Kendal menurun dibanding 2022.
Namun, angka kematian akibat DB pada 2023 meningkat.
Baca juga: Fogging Dinilai Kurang Efektif, Dinkes Demak Bakal Aktifkan Jumantik Tekan DBD
“Pada tahun 2022, kasus DB di Kabupaten Kendal sebanyak 457. Pada tahun 2023, turun menjadi 373 kasus. Namun yang meninggal akibat kasus DB tersebut, jumlahnya sama, yaitu 29 orang,” kata Parno, Selasa (6/2/2024).
Terkait dengan hal itu, pemerintah Kabupaten Kendal telah melakukan rapat koordinasi dengan camat dan dinas terkait untuk menekan kasus DB.
“Kami juga lebih mengaktifkan lagi petugas pemberantasan jentik nyamuk,” ujar Parno.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Kendal, Sugiono membenarkan bahwa persentase kematian akibat DB di Kabupaten Kendal, tertinggi di Indonesia.
Sementara persentase kasus DBD, Kabupaten Kendal masuk 10 besar.
Oleh sebab itu Sugiono menegaskan, perlu adanya audit penanganan kasus DB, yang tujuannya mencari tahu, mana yang harus diperbaiki dalam penanganan kasus tersebut.
“Untuk bulan Januari 2024 ini, sudah ada 34 kasus, dan meninggal ada 9 orang,” kata Sugiono.
Baca juga: 1.062 Orang di Kalsel Terjangkit DBD, 8 Meninggal Dunia
Sugiono menjelaskan, pihaknya akan membagi 2 sesi untuk menekan kasus DB.
Pertama sesi kasus pencegahan. Untuk sesi ini, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi dengan camat dan dinas terkait.
“Kita terus mengimbau agar masyarakat terus melakukan kerja bakti di kampungnya. Kita lakukan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur), ujar Sugiono.
Untuk sesi kedua, yaitu penanganan.
Menurut Sugiono, semua puskesmas di Kabupaten Kendal, sudah mempunyai laboratorium. Ia meminta supaya pasien yang sakit, dan gejalanya mirip sakit DB, supaya mengecek darahnya dil aboratorium.
“Nanti akan ada surat edaran bupati kepada camat dan pemerintah desa supaya ada anggaran untuk pengelolaan lingkungan supaya bersih,” tutup Sugiono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.