KOMPAS.com - Penjabat Bupati Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Doris Alexander Rihi meminta agar pengawasan lalu lintas ternak maupun daging olahan babi diperketat untuk mencegah penyebaran penyakit flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).
Hal ini disampaikan Doris menanggapi banyaknya ternak babi di Kabupaten Sikka yang mati mendadak akibat ASF.
Doris mengatakan telah menyurati pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), camat, lurah dan kepala desa di wilayahnya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus kematian babi di wilayah masing-masing.
Baca juga: 4 Babi Bantuan Kementan untuk Ende Mati di Nagekeo, Diduga akibat Flu Babi Afrika
Dia meminta agar secepatnya wajib melaporkan informasi kesakitan dan kematian babi pada petugas pusat kesehatan hewan setempat atau ke dinas perkebunan dan peternakan Kabupaten Flores Timur.
"Tingkatkan pengawasan lalu lintas ternak babi dan produk olahan babi antarkabupaten, kecamatan, desa, kelurahan baik melalui darat, laut dan udara baik yang melalui jalan resmi dan tidak resmi," ujar Doris dalam keterangan tertulis, Rabu (5/1/2024).
Dia menegaskan setiap ternak babi atau produk olahan babi yang didatangkan dan luar wilayah Kabupaten Flores Timur wajib mendapatkan rekomendasi dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur.
Doris juga melarang mendistribusikan atau menjual daging babi yang mengalami sakit maupun mati akibat penyakit.
Kemudian, membatasi lalu Iintas orang, barang dan kendaraan ke area kandang. Perhatikan kebersihan temak babi, kandang dan peralatan kandang.
Baca juga: Flu Babi Afrika Kembali Serang Babi di NTT, Peternak Mulai Cemas
"Setiap babi yang mati harus dikuburkan oleh pemilik dengan kedalaman galian minimal 1,5 meter," pungkasnya.
Sebelumnya, Dinas Pertanian Kabupaten Sikka melaporkan selama tahun 2024, jumlah ternak babi yang mati mendadak sebanyak 74 ekor.
Babi yang paling banyak mati yakni di Desa Nita, Kecamatan Nita sebanyak 66 ekor. Disusul, Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat empat ekor, Kelurahan Wailiti satu ekor.
Kemudian, Kelurahan Nangameting, Kecamatan Alok Timur dua ekor, dan satu ekor di Desa Manubura, Kecamatan Nelle.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.