SEMARANG, KOMPAS.com- Kementerian Kesehatan RI mencatat adanya tren peningkatan catatan temuan kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia pada 2023. Anak-anak menjadi penderita TBC yang mendominasi secara nasional.
Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi dengan capai temuan tertinggi sebanyak 96.917 kasus. Sementara jumlah secara nasional 1.060.000 kasus.
Baca juga: Jumlah Kasus TBC 2023 Naik, Ini Kata Kemenkes
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan RI, Imran Pambudi menyebut, tingginya angka TBC di Jateng tak lepas dari peran Pemprov Jateng yang gencar meakukan pelacakan kasus di seluruh kabupaten/kota.
"Kami lihat kinerja Indonesia, penemuan kasusnya secara persentase paling tinggi di dunia. Kualitas programnya paling bagus. Kita bisa menemukan peningkatan kasus lebih 40 persen dari tahun lalu. Di mana temuan penderita TBC pada anak lebih besar. Hal ini terjadi karena berkaitan dengan gizi anak yang buruk," ujar Imran saat Peluncuran USAID Bebas TB Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Hotel Haris, Semarang, Rabu (30/1/2024).
Pihaknya menjelaskan, secara nasional, temuan kasus TBC yang berhasil didata kini sebesar 40 persen. Sementara temuan kasus TBC pada anak tembus sampai 250 persen.
"TBC ini merupakan penyakit yang berisiko pada kematian. Dalam satu tahun, diperkirakan 134 ribu kematian. Tidak hanya membunuh, yang memberatkan adalah jika TBC menimpa anak-anak. Ini menjadi perhatian, karena ada hubungan dengan stunting. Jika gizi jelek, anak mudah stunting. Dan anak dengan TBC, gizinya jelek," jelasnya.
Untuk itu dia menyasar empat provinsi di Indonesia yang menjadi kantong-kantong kasus TBC terbesar untuk dapat akses pelayanan kesehatan khusus. Antara lain Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera Utara.
"Temuan kasus di tempat tersebut terhitung tinggi. Sehingga, jika TBC di empat provinsi itu tertangani, sama dengan sudah membereskan TBC di Indonesia hingga 60-70 persen," ungkapnya.
Lebih lanjut, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Irma Makiyah mengakui pengelolaan kasus TBC di Jateng menempati peringkat pertama nasional karena mencapai 115 persen dari target 90 persen pada 2023.
"Cakupan temuan terbanyak Kabupaten Tegal, nomor satu nasional," ujar Irma.
Menurutnya, capaian pelacakan kasus TBC itu merupakan hasil kolaborasi dengan dengan sejumlah pihak. Seperti Dinas Pendidikan, Dinas Perempuan dan Anak, Tim Penggerak PKK hingga USAID.
Sebanyak lima kabupaten/kota, yakni Kota Semarang, Surakarta, Kabupaten Kudus, Tegal, dan Cilacap, akan mendapat pendampingan selama lima tahun mulai Juli 2023 sampai Juli 2028.
Hal ini agar Jateng dapat terbebas dari TBC pada 2030 mendatang.
Baca juga: Tahun Ini, 98 Warga Brebes Meninggal karena TBC
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno akan mendorong pencegahan dan penanganan TBC. Termasuk slogan penanganan TBC, yakni TOSS, temukan, obati sampai sembuh.
"Untuk menemukan saja itu butuh effort. Makanya, penanganan TBC tidak bisa parsial, tapi butuh upaya kolaboratif," beber Sekda.
Oleh karena itu, upaya penanganan TBC ini dilakukan sekaligus dengan program stunting, kemiskinan, TBC, dan lainnya yang menyasar masyarakat. Sehingga saat terjun ke satu desa atau wilayah, sejumlah dinas yang berkolaborasi dapat menangani sederet kasus sekaligus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.