KOMPAS.com - Warga lereng gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Timur (NTT), panik mendengar suara gemuruh saat terjadi erupsi, Selasa (9/1/2024) malam.
Suara gemuruh mulai terdengar pada pukul 23.30 Wita. Kemudian semakin kuat hingga Rabu (10/1/2024) dini hari.
Warga yang sedang berada di dalam rumah lari ke jalan, kemudian memilih mencari lokasi yang aman.
Baca juga: Status Gunung Lewotobi Naik ke Level IV Awas, Warga Satu Desa Segera Dikosongkan
"Kami tadi malam sangat panik, karena gemuruh sangat kuat. Apalagi kami lihat ada sinar api di puncak gunung," ujar Delvis Henakin, warga Desa Hokeng Jaya kepada Kompas.com, Rabu.
Delvis berujar, kepanikan warga semakin bertambah karena durasi gemuruh dari gunung itu begitu lama. Bahkan lebih dari lima jam.
Warga yang sebelumnya memilih bertahan terpaksa harus mengevakuasi diri ke lokasi yang aman.
Warga lain, Ardus Mehan, mengatakan, warga panik karena mendengar suara gemuruh kuat.
Ditambah lagi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status gunung api Lewotobi Laki-laki dari level III siaga ke level IV awas pada Selasa (9/1/2024) pukul 23.00 Wita.
Baca juga: Terima Bantuan dari Pembaca Harian Kompas, Korban Erupsi Lewotobi: Terima Kasih
Beruntung saat itu semua anggota keluarganya sudah mengungsi ke lokasi pengungsian yang disiapkan pemerintah.
"Kami di kampung ini yang bertahan laki-laki. Sementara anak-anak, lansia, ibu-ibu, balita sudah mengungsi," ujarnya.
Kepala Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, Herman Yosef Mboro mengatakan, kenaikan status gunung Lewotobi Laki-laki ke level IV awas karena aktivitas vulkanik gunung tersebut meningkat.
Warga diminta tidak melakukan aktivitas dalam radius 4 kilometer dari pusat erupsi gunung Lewotobi Laki-laki dan sektoral 5 kilometer ke arah barat laut dan utara.
"Maka rekomendasinya untuk warga satu desa yakni Desa Dulipali segera dikosongkan," ujar Herman saat ditemui wartawan, Selasa malam.
Baca juga: Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Bertambah Jadi 5.057 Jiwa
Herman mengimbau masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
Jika terjadi erupsi dan hujan abu, diimbau tetap berada di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut dan mata.
Masyarakat di sekitar gunung pun harus mewaspadai potensi banjir lahar dingin pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung Lewotobi jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.