KOMPAS.com - Seorang pelajar SMK di Subang, Jawa Barat bernama Adlyan Waher (16) tewas dianiaya oleh oknum polisi berinisial Aipda WE.
Menurut keterangan saksi yang juga teman korban, Dias, kejadin ini bermula saat ia dan korban berboncengan mengendarai sepeda motor, kemudian berpapasan dengan oknum polisi.
Saat itu pelaku yang mengendarai motor dinas Yamaha Vixion mengejar keduanya di kawasan Desa Kalentambo, Kecamatan Pusakanagara, Subang.
"Saya yang berboncengan dengan korban dan satu teman saya, tiba-tiba dikejar oleh oknum polisi tersebut," ujar Dias, rekan korban, dikutip dari TribunJabar.id Kamis (7/12/2023).
Baca juga: Yosep Tersangka Pembunuhan di Subang Terancam Hukuman Mati, Dulu Pernah Surati Jokowi
Lanjut Dias, karena takut dikejar polisi yang saat itu hanya menggunakan seragam polisi berupa kaos sehingga terjadi saling kejar-mengejar saat itu.
"Dalam kejar-mengejar tersebut, oknum polisi tersebut sempat 2 kali menabrakkan motornya kepada motor yang kami tumpangi bertiga, namun kami tidak terjatuh," katanya.
Kemudian dalam aksi kejar-kejaran tersebut, untuk ketiga kalinya polisi tersebut menabrakkan motornya kemotor yang kami tumpangi bersama korban hingga kami bertiga terjatuh.
"Beruntung saya Dias dan Reza berhasil lari, sementara Adlyan atau korban berhasil ditangkap oleh oknum polisi tersebut dan langsung dipukuli dibagian wajah hingga Adlyan terjatuh," katanya.
Senada juga dikatakan oleh Reza, teman korban lainnya mengatakan, sebelum lari ia sempat melihat Adlyan Waher dipukul beberapa kali dibagian wajah oleh oknum polisi tersebut.
"Saya lihat Adlyan ditonjok oleh oknum polisi tersebut dibagian wajah," ujarnya.
Saat melihat, Adlyan Waher dipukuli oknum polisi tersebut, ia ingin mencoba menolong tapi takut.
"Ingin nolong tapi takut kan beliau polisi, Adlyan pun akhirnya terkapar dan saya bersama Dias langsung kabur mengabari pihak keluarga Adlyan. Setelah itu saya tidak tahu lagi apa yang dilakukan oleh oknum polisi tersebut," tuturnya.
Korban saat itu kondisinya terkapar dan langsung dilarikan oleh oknum polisi tersebut ke Puskesmas Pusakanagara. Namun kondisi korban semakin kritis atau koma hingga harus dirujuk ke RS Siloam Purwakarta.
Namun sayang hanya dirawat kurang dari 24 jam, korban dinyatakan meninggal dunia pada hari Senin(4/12/2023) sekitar pukul 10.21 WIB, akibat luka yang diderita di bagian kepala dan wajah.
Karena dianggap meninggal tak wajar, keluarga korban langsung membawa korban ke RS Bhayangkara Indramayu untuk dilakukan otopsi.