Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Tahun IPM Brebes Terendah Se-Jateng, Tahun Ini Naik 2 Tangga

Kompas.com - 07/12/2023, 13:21 WIB
Tresno Setiadi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 

BREBES, KOMPAS.com - Setelah empat tahun skor Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Brebes selalu terendah se-Jawa Tengah, IPM Brebes di tahun 2023 mengalami kenaikan dua tingkat.

Skor IPM Brebes mengalami kenaikan dari 67,3 pada tahun 2022 menjadi 69,71 di tahun 2023. Atau naik dua tingkat di atas Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Pemalang yang menduduki posisi paling buncit.

Sebelumnya, dalam periode 2019-2022, skor IPM Brebes selalu di posisi terendah di Jawa Tengah dari 35 kabupaten/kota berdasar data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah.

Baca juga: IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

Menanggapi hal itu, Penjabat (Pj) Bupati Brebes Urip Sihabudin mengaku sangat bersyukur dan kenaikan IPM menunjukkan program Pemerintah Daerah semakin baik dan dapat dirasakan oleh masyarakat.

“Alhamdulillah Indeks Pembangunan Manusia Brebes naik dari semula 67,3 di tahun 2022 menjadi 69,71 di 2023. Terima kasih atas dukungan semua pihak. Insya Allah kita bisa lebih baik," kata Urip dalam keterangannya, Kamis (7/12/2023).

Urip juga menyampaikan bahwa kenaikan angka ini berarti bahwa program pemerintah daerah, baik itu program kesehatan, pendidikan, hingga ekonomi semakin meningkat dan dapat dirasakan oleh masyarakat sehingga IPM di Brebes naik.

Data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah menyebut IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar. Yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.

IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks itu dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks.

IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang.

"Kita harus bekerja lebih keras lagi, peningkatan tahun ini membuktikan bahwa kita bisa. Ke depan kita juga harus lebih baik lagi," kata Urip.

Sebelumnya Pj Bupati Brebes Urip Sihabudin menyebut, setidaknya ada dua indikator mengapa skor IPM Brebes masih rendah di tahun 2019-2022, yaitu di bidang pendidikan dan kesehatan.

Urip mengaku, terus berupaya menaikan IPM. Salah satunya dengan mengajak dinas terkait untuk membedah satu per satu dimensi atau variabel pembentuk IPM dari tingkat desa.

Baca juga: Bupati Sebut Rata-rata Lama Sekolah di Pemalang 6,5 Tahun Atau SMP Semester 1, IPM Rendah

Urip mencontohkan, untuk dimensi pengetahuan ada dua sub dimensi, yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS).

"Kemarin kita mencoba dalami per desa. Kemarin kita temukan, warga usia 25 tahun sekolah SMP pun tidak. Kita mulai dari desa per desa, kemudian kecamatan baru ditarik ke kabupaten. Itu jauh lebih riil untuk mencari data dasar untuk evaluasi RLS," kata Urip.

Dijelaskan Urip, jamban sehat juga menjadi salah satu rendahnya IPM Brebes yang sebenarnya bisa diselesaikan.

Tak hanya itu, bidang pendidikan, untuk angka putus sekolah di Kabupaten Brebes juga masih tinggi dan pihaknya terus berupaya salah satunya melalui gerakan kembali ke sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Regional
Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Regional
Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Regional
Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com