Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miras Oplosan yang Tewaskan 2 Napi Lapas Serang Campuran Hand Sanitizer dan Minuman Bersoda

Kompas.com - 01/12/2023, 17:15 WIB
Rasyid Ridho,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Serang, Fajar Nur Cahyo menyebut, ada 15 orang narapidana yang mengeluhkan sakit usai pesta minuman keras oplosan.

Dua narapidana asal Tangerang tewas usai mendapatkan perawatan medis di RSUD Banten.

"Kurang lebih yang minum (miras oplosan) itu 15 orang dari dua kamar. Kamar A8 dan A9," ujar Fajar kepada wartawan di Lapas Serang, Jumat (1/12/2023).

Baca juga: Korban Sebut Miras Oplosan yang Tewaskan 14 Orang di Subang Lebih Hambar

Fajar menjelaskan, pesta miras oplosan dilakukan pada Minggu (25/11/2023) setelah salah satu penghuni mendapatkan hand sanitizer yang mengandung alkohol dari klinik, kemudian dicampur dengan minuman bersoda, Coca Cola.

Usai meminum miras oplosan itu, 7 narapidana awalnya mengeluhkan mual dan pusing hingga lemas saat berada di dalam kamar keesokan harinya atau Senin (26/11/2023).

Mereka, lanjut Fajar, dibawa ke RSUD Banten dan RS Bhayangkara Polda Banten.

Baca juga: Buruh di Lebak Kecewa karena UMK-nya Terendah di Banten, Pj Bupati Pasrah

Namun, dua narapidana atas nama Beni Yulius dan Beni Priatna dinyatakan meninggal dunia oleh dokter RSUD Banten.

"Yang di rumah sakit awalnya ada 7 orang, 2 meninggal, yang 5 kembali (ke Lapas) hari itu juga untuk proses penyembuhan,"  ujar Fajar.

Sedangkan 8 narapidana yang ikut minum dan mengeluhkan sakit tidak dirujuk ke rumah sakit, hanya mendapatkan perawatan di klinik milik Lapas Serang.

Fajar menambahkan, 13 narapidana yang mengeluhkan sakit dalam proses penyembuhan dan pengawasan petugas.

"Mereka kita kumpulin di blok di kamar yang sama supaya pengawasan kita lebih cepat kalau ada keluhan-keluhan dari mereka," tutur dia.

Kasus tewasnya dua napi usai pesta miras kini masih didalami oleh Kanwil Kemenkumham Banten dengan melakukan pemeriksaan kepada petugas piket.

"Dua regu diperiksa oleh Pak Kadiv (pemasyarkatan) dan tim dari Kanwil Kemenkumham, kemudian tim dari inspektorat juga sudah datang, dari Dirjenpas juga sudah datang malam itu juga," tandas Fajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com