Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Santri dan Guru di NTB Tanam 1.000 Pohon di Wilayah Kaki Gunung Rinjani

Kompas.com - 19/11/2023, 17:15 WIB
Idham Khalid,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak lebih dari dua ribu orang terdiri santri dan guru Madrasah Nahdatul Wathan (NW) Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan tanam 1.000 pohon di wilayah kaki Gunung Rinjani, Desa Aik Berik, Lombok Tengah, Sabtu (18/11/2023).

Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Wathan (PGNW) Lale Yakutunnafis mengatakan, kegiatan menanam pohon bersama para santri tersebut merupakan bentuk edukasi mencintai alam.

"Hajatannya menanam pohon ini semata-mata menunjukkan kepedulian bahwa betapa pentingnya reboisasi setelah berapa tahun terakhir hutan ditebang dan lain sebagainya oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab."

Baca juga: 40 Persen Anggaran Desa untuk Tanam Pohon Pisang, Ratusan Pemerintah Desa Geruduk DPRD Sulsel

"Maka kami guru bersama santri dari Nahdatul Wathan ini sedang menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan," ungkap Lale.

Menurut Lale, air menjadi sumber kehidupan, bagaimana berfungsi menyeimbangkan alam saat perubahan-perubahan iklim.

"Pohon ini menjadi peneduh saat musim panas, pohon ini berfungsi menjaga kita dari abrasi saat musim hujan."

"Kegiatan lingkungan ini harus kita tanamkan kepada anak-anak santri kita yang akan melanjutkan estafet kehidupan kita," kata Lale.

Disampaikan Lale untuk para peserta utama penanaman pohon terdiri dari para santri, guru, mahasiswa dan turut serta jamaah Nahdatul Wathan.

"Lebih dari dua ribu yang hadir menanam, santri-santri kita cukup antusias. Ada 10 ribu pohon yang kita tanam hari ini. Kalau untuk pohon ada jenis sengon, mahoni, dan pohon jati, " kata Lale.

Baca juga: Jaga Kualitas Udara, Pemkot Surabaya Wajibkan Warga Tanam Pohon Setiap Ada Bayi Lahir

Disampaikan Lale, selain mengajarkan anak-anak mencintai alam bebas dengan menanam di alam benas, para murid atau santri juga diajarkan merawat lingkungan di sekolah maupun di rumah.

"Setiap minggu itu kami punya jadwal mencintai lingkungan, dengan menanam pohon, bunga  hingga merawatnya di lingkungan sekolah," kata Lale.

Bupati Lombok Tengah Pathul Bahri yang turut hadir dalam kegiatan itu mengatakan, sangat mengapresiasi para guru dan santri yang telah melakukan kegiatan peduli lingkungan.

"Terima kasih kepada guru dan santri atas kepeduliannya terhadap lingkungan."

"Mengingat kondisi air laut di Asia Pasifik memanas maka terjadi El Nino yang itu berimplikasi terhadap panas bumi akhirnya terjadi panas yang berkepanjangan."

"Jadi tanam pohon ini adalah bentuk kita menyeimbangkan alam," kata Pathul.

Baca juga: Jalan Trans Sulawesi Rusak Puluhan Tahun, Warga Tanam Pohon Pisang di Jalan

Disampikan Pathul tahun ini Lombok Tengah terdampak kemarau panjang, yang berpengaruh pada turunnya debit air PDAM yang bersumber dari Aik Berik.

Pathul mengakui, setahun terakhir sejumlah bencana alam maupun non-alam terjadi di wilayah Aik Berik, termasuk kebakaran hutan dan lahan dan penebangan pohon ilegal.

"Iya ada memang kebakaran hutan kemarin, ada juga penebangan pohon, tapi itu tidak terlalu banyak meluas. Alhamdulillah dengan cara menanam kembali kita akan tetap sadar mencintai alam kita," kata Pathul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Regional
Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Regional
8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

Regional
Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Regional
Aturan Baru PPDB SMP di Banyumas 2024, Tak Boleh Lagi Numpang KK

Aturan Baru PPDB SMP di Banyumas 2024, Tak Boleh Lagi Numpang KK

Regional
Kurir Sabu 2,5 Kilogram Ditangkap di Magelang, Buron dari Jaringan Aceh-Jawa

Kurir Sabu 2,5 Kilogram Ditangkap di Magelang, Buron dari Jaringan Aceh-Jawa

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

16 Pekerja Migran Nonprosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

Regional
Jokowi: Harus Relokasi, Tak Mungkin Pembangunan di Jalur Bahaya Marapi

Jokowi: Harus Relokasi, Tak Mungkin Pembangunan di Jalur Bahaya Marapi

Regional
Sopir Mobil yang Terbakar di Banyumas Masih Misterius, Sempat Terekam Berjalan Santai Menjauhi TKP

Sopir Mobil yang Terbakar di Banyumas Masih Misterius, Sempat Terekam Berjalan Santai Menjauhi TKP

Regional
Pemkab Kediri Alokasikan Dana Hibah Rp 5 Miliar, Mas Dhito: Komitmen Tuntaskan PTSL

Pemkab Kediri Alokasikan Dana Hibah Rp 5 Miliar, Mas Dhito: Komitmen Tuntaskan PTSL

Regional
Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako

Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako

Regional
Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Regional
Bocah 14 Tahun di Bali Diperkosa 3 Pria Dewasa di Hotel, Korban Kenal Pelaku di Medsos

Bocah 14 Tahun di Bali Diperkosa 3 Pria Dewasa di Hotel, Korban Kenal Pelaku di Medsos

Regional
Viral, Unggahan Website Resmi Pemkot Posting Berita Wali Kota Semarang Maju Pilkada, Ini Penjelasan Kominfo

Viral, Unggahan Website Resmi Pemkot Posting Berita Wali Kota Semarang Maju Pilkada, Ini Penjelasan Kominfo

Regional
Tak Diizinkan Mancing, Pelajar SMP di Kalbar Nekat Bunuh Diri dengan Senapan Angin

Tak Diizinkan Mancing, Pelajar SMP di Kalbar Nekat Bunuh Diri dengan Senapan Angin

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com