BOYOLALI, KOMPAS.com - Sebuah video menayangkan seorang perempuan mengenakan seragam aparatur sipil negara (ASN) mengaku diperintah memenangkan PDI-P dan Ganjar viral di media sosial (medsos).
Video diunggah ke beberapa akun media sosial. Salah satunya di akun Instagram @indotoday.
Hingga Rabu (15/11/2023) sore, video itu telah disukai lebih dari 6.500 pengguna akun Instagram dan dikomentari lebih dari 600 komentar.
Baca juga: Video Diduga ASN Boyolali Mengaku Diminta Tidak Netral pada Pemilu 2024
Dalam video itu tampak seorang perempuan mengenakan seragam khas ASN dengan logo Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali. Perempuan itu terlihat sedang makan bakso dan bercerita soal ASN Boyolali diperintahkan memenangkan PDI-P dan Ganjar.
Perempuan itu juga bercerita soal dimintai uang dengan alasan gotong-royong. Bahkan, jika ASN menolak akan dipindah dan dikucilkan dari lingkungan kerja.
Berikut penggalan cerita perempuan dalam video viral tersebut.
"Nek itu sudah jadi rahasia umum si mas, diarahkan untuk menangkan PDIP dan memilih Ganjar. Nak tak denger yo soko konco-konco kuwi akeh seng dipungut biaya sumbangan karo menangke calon PDIP," kata perempuan dalam video seperti dikutip Kompas.com, Rabu.
"Iku se kok pimpinan satuan kerja mas (itu sih dari pimpinan satuan kerja). Seng biasane intruksino (biasanya yang intruksikan), nek menurutku biasane yo Bupati (menurutku biasanya Bupati). Karena kene seng duwe kuasa neng Boyolali (karena dia kan yang punya kuasa di Boyolali)," sambung dia.
ASN tersebut juga menarasikan jika ada PNS atau P3K yang tidak mau diarahkan atau membangkang akan dikenai sanksi dipindahkan ke daerah jauh dari tempat tinggal dan dikucilkan.
"Biasanya sih ASN, P3K itu sama pegawai Pemdes itu dijatah. Mana yang bisa diarahkan, mana yang tidak bisa serius, yang membangkang biasa dikasih sanksi. Biasanya kalau PNS, P3K itu dimutasi ke daerah, kecamatan atau desa yang jauh dari tempat tinggalnya. Kalau tidak, kalau nolak biasanya dijauhkan dari pergaulan lingkungan kerjanya," katanya.
Ditemui wartawan dalam sebuah acara di Boyolali, Bupati Boyolali M Said Hidayat membantah, mengarahkan ASN kepada paslon tertentu.
"Pernah mendengar saya memerintahkan seperti itu? Pernah mendengar. Semuanya pernah mendengarkan? (Belum) ya sudah jawabannya itu. Artinya Bupati tidak pernah memerintahkan itu," kata Said, Rabu.
Said mengajak seluruh masyarakat untuk mensukseskan Pemilu 2024 dengan cara-cara yang baik. Pihaknya berharap Pemilu 2024 ini untuk yang lebih baik.
"2024 ini marilah kita sukseskan dengan cara-cara yang baik dan ini harus kita dukung karena pelaksanaan Pemilu 2024 ini untuk menentukan pemimpin yang terbaik di negeri ini," ungkap dia.
Soal permintaan biaya seperti yang dinarasikan perempuan dalam video itu, Said juga membantahnya. Justru, ia menantang sosok perempuan dalam video tersebut untuk membuktikannya.
"Kan sudah saya jawab. Sampean (kamu) pernah mendengarkan saya perintahkan itu (minta iuran). Kalau bisa malah sampaikan saja yang menyampaikan siapa. Artinya apakah itu pernah mendengarkan langsung perintah bupati seperti itu apakah ada atau tidak. Bupati sudah menjawab. Sampean sendiri wong mengikuti kegiatan saya teruskan. Tiap kegiatan mengikuti teruskan. Pernah mendengarkan? Belum ya sudah," terang dia.
"Kita sukseskan (Pemilu) 2024 dengan cara-cara yang baik, yang terpenting semangat persatuan dan kesatuan terus kita gaungkan. Karena itu menjadi nilai terbaik ketika sukseskan pemilu kedepan untuk yang terbaik untuk negeri ini," sambung Said.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.