MATARAM, KOMPAS.com- Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (PP IMI) mengaku kecewa menanggapi Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dihapus dalam kalender event World Superbike (WSBK) 2024.
Deputi Olahraga Sepeda Motor IMI Pusat Eddy Saputra menyayangkan penghapusan acara internasional tersebut.
Padahal menurutnya, ajang tersebut juga memperkenalkan para pebalap muda bertalenta Indonesia.
Baca juga: Komentar Pj Gubernur NTB soal Sirkuit Mandalika Dihapus dari Kalender WSBK 2024
Diketahui dalam ajang WSBK terdapat sejumlah rangkaian balapan seperti Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) yang diikuti sebagian besar pebalap muda Indonesia.
"Berbicara pembinaan memang kita kecewa, bahwa itu tidak bisa terlaksana kembali, bahwa itu event sebenarnya untuk ajang memperkenalkan pebalap-pebalap Indonesia di level internasional," kata Eddy saat menghadiri acara pembukaan kick off Lombok- Sumbawa Motor Cross di Jakarta, Rabu (8/11/2023) malam.
Namun demikian, Eddy memaklumi alasan dari pihak Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengelola Sirkuit Mandalika.
"Tapi mengingat memerlukan pembiayaan yang sangat besar jadi kami memaklumi bahwa ITDC tidak bisa melaksanakan kegiatan tersebut karena memang peminat sponsor maupun penonton," ungkap Eddy.
Menurut Eddy ada beberapa persoalan yang terjadi di Mandalika saat penyelenggaraan acara yang membuat para pecinta motorsport enggan pergi ke Mandalika.
Salah satunya tingginya harga hotel menjelang balapan MotoGP maupun WSBK.
"Masalahnya harga hotel yang mana menurut saya seluruh dunia paling mahal di dunia saat pelaksanaan-pelaksanaan event MotoGP, jadi bikin orang dari luar pulau provinsi malah males datang ke sana," kata Eddy.
Baca juga: Tak Ada Nama Sirkuit Mandalika di Kalender WSBK 2024, Ini Penjelasan MGPA
Eddy mengungkapkan pihaknya saat ini tengah meminta Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB untuk terus membina pelaku hotel agar dapat memahami menciptakan ekonomi yang berkelanjutan.
"Jadi harus pak Kadis membina pemilik hotel, kalau enggak makin lama makin sepi, percaya deh. Kalau event-nya besar tapi penonton enggak ada, cuma peserta pebalap aja," kata Eddy.
"Iya kemarin hampir, kalau dibandingkan MotoGP Malaysian dari 100.000 penonton. Penonton Indonesia 70.000 ya kan. Yang nonton di luar dari Jawa bisa dihitung," tutup Eddy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.