SOLO, KOMPAS.com - Sebuah video kereta Batara Kresna yang terkena macet di Solo, Jawa Tengah viral di media sosial TikTok. Video tersebut diunggah oleh akun TikTok @opet.balap pada Minggu (5/11/2023).
"Sepure macet lur, sepure macet. help.. help... mobile sopo tabrak sepur, help, help (Keretanya macet lur, Keretanya macet. Tolong.. Tolong... Mobilnya siapa tabrak kereta?)," kata akun tersebut.
Hingga Senin (6/11/2023), unggahan tersebut telah disukai lebih dari 27.000 kali.
Dalam video tersebut terlihat keramaian orang-orang yang berlalu-lalang dan adanya sejumlah mobil yang terlihat berhenti di kiri kanan.
Baca juga: Lalu Lintas Kabupaten Bandung Kerap Macet, Dishub: Imbas Jumlah Penduduk Naik
Kepala UPT Transportasi Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Agus Purnomo mengungkap, perjalanan KA Batara Kresna sempat terhenti karena bersamaan dengan adanya pengalihan arus lalu lintas Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi.
Di samping itu, banyak kendaraan yang parkir di jalur KA Batara Kresna tepatnya di Jalan Mayor Sunaryo tersebut sehingga mengganggu perjalan kereta.
"Kronologinya kurang tahu persis. Cuma kemarin kan memang ada pengalihan arus (lalu lintas Haul Habib Ali) dan lain-lain mungkin juga terpengaruh di itu," katanya dikonfirmasi Kompas.com, Senin.
Agus menyampaikan, terganggunya perjalanan KA Batara Kresna di kawasan Jalan Mayor Sunaryo bukan kali pertama. Aktivitas parkir di jalur rel ini sering membuat perjalanan KA Batara Kresna terganggu.
Padahal, di kawasan itu sudah dipasangi rambu lalu lintas larangan kendaraan berhenti maupun parkir. Tetapi, masih banyak ditemukan kendaraan yang parkir di kawasan itu.
"Di situ sudah ada rambu-rambunya besar sekali, rambu S. Kedua sesuai maklumat Undang-Undang kan di atas rel itu juga tidak boleh buat parkir. Sebenarnya sudah komplit larangan itu," ungkap dia.
Dia menilai kesadaran masyarakat dalam mematuhi rambu-rambu lalu lintas masih kurang.
"Cuma mohon izin perilaku orang itu sendiri-sendiri. Dan itu paling banyak online (kendaraan ojek online). Jadi kita tidak kurang-kurang (sosialisasi). Kita ada penggembokan, kita peringatkan itu. Alasannya nunggu customer sebentar dan lain-lain," kata Agus.
Di samping sosialisasi, lanjut Agus, operasi gabungan di kawasan tersebut juga pernah dilakukan. Tetapi, setelah petugas gabungan pergi meninggalkan lokasi, mereka kembali memarkirkan kendaraan di kawasan itu.
"Pas kita datang langsung byur (pergi semua). Itu semua ada di situ orangnya," tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.