SAMARINDA, KOMPAS.com – Korban kedua kebakaran Smeter Nikel di Sangasanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur bernama Cui Weiqiang (41) mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie (AWS), Samarinda pada Senin (16/10/2023) pukul 02.00 Wita.
Kabar meninggalnya TKA China itu dibenarkan oleh Humas RSUD AWS, dr. Arysia Andhina.
Korban mengembuskan napas terakhir setelah 5 hari menjalani perawatan intensif di RSUD AWS.
”Kami pihak RSUD AWS menginformasikan bahwa pasien WNA inisial CM, korban kebakaran di PT KFI Kelurahan Pendingin Kecamatan Sangasanga telah meninggal dunia pukul 02.00 Wita setelah dilakukan perawatan intensif di ruang ICU RSUD AWS selama 5 hari,” ungkapnya.
Baca juga: Smelter Nikel di Sangasanga Kukar Terbakar, Seorang TKA China Tewas
Dijelaskan bahwa korban dirujuk ke RSUD AWS pada tanggal 11 Oktober lalu dengan menderita luka bakar di seluruh tubuh.
Kondisinya cukup memprihatinkan hingga petugas medis harus memberikan penanganan intensif mulai dari alat bantu napas hingga pereda nyeri.
“Korban datang dengan menderita luka bakar pada seluruh tubuh, dan segera mendapatkan pertolongan pertama dan telah dilakukan tindakan operasi dengan diagnosa combutio grade dua sampai tiga itu 80 persen,” ujarnya.
Baca juga: Besok, Tim Puslabfor Polri Akan Selidiki Kebakaran Smelter Nikel di Kaltim
Setelah itu korban mendapatkan tindakan operasi, dan pasien ditempatkan di ruangan ICU serta terpasang alat bantu napas yakni ventilator dan diberikan obat-obatan pereda nyeri.
Selama perawatan, korban ditangani oleh dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan dokter spesialis anastesi.
Namun nyawa korban tidak tertolong. Ia pun dinyatakan meninggal dunia pada pukul 02.00 Wita di RSUD AWS.
Diketahui sebelumnya, kebakaran smelter nikel di Sanga-sanga tersebut memakan korban luka dan tewas.
Korban pertama yang meninggal dunia adalah TKA China bernama Ji Ler (49). Sementara Cui Wuiqiang mengalami luka bakar dan langsung dievakuasi menuju RSUD AWS.
Diberitakan sebelumnya, kejadian tersebut bermula saat para pekerja melakukan pekerjaan di lokasi pabrik tungku batu bara tersebut.
Pada saat itu, di lokasi cerobong pabrik yang berfungsi mengalirkan batu bara ke tungku pembakaran terdapat percikan api. Karena melihat ada percikan api di cerobong pabrik tersebut, korban pun memadamkan api dengan cara mencolok dengan menggunakan besi.
“Pada saat itulah terjadi ledakan, sehingga menyebabkan pabrik tungku batu bara milik PT KFI tersebut terbakar,” ujarnya.