Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wirawan, Dalang Generasi Terakhir yang Pertahankan Eksistensi Wayang Palembang

Kompas.com - 25/09/2023, 14:39 WIB
Aji YK Putra,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Sudah hampir 20 tahun Wirawan Rusdi menjadi seorang dalang wayang Palembang, menggantikan ayahnya yang bernama Muhammad Rusdi Rasyid.

Iwan, panggilan akrabnya, mengenal wayang Palembang sedari kecil karena ayahnya sering ndalang di berbagai kegiatan.

Tak cuma ayahnya, kakek Iwan yang bernama Muhammad Abdul Rasyid juga merupakan dayang unggul wayang Palembang sejak tahun 1950.

Baca juga: Seniman Pangandaran Berjuang Kenalkan Gondang Buhun di Tengah Kemajuan Zaman

Iwan muda awalnya enggan mendalami profesi dalang wayang Palembang. Dia memiliki cita-cita menjadi orang sukses, selain di bidang perwayangan Palembang.

Namun, pada 2004, pandangan Iwan terhadap dalang berubah. Dia pun berniat ingin mempertahankan wayang Palembang agar tetap eksis dengan menjadi dalang.

“Aku pun menggantikan bapak (sebagai dalang) karena sebagai anak tua (anak pertama). Karena tidak ada yang mau,” kata Iwan saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (25/9/2023).

Berbekal dari wayang peninggalan almarhum bapaknya serta bantuan dari 50 wayang kulit dari UNESCO, Iwan kemudian secara otodidak belajar menjadi seorang dalang. Kaset pita peninggalan ayahnya, menjadi pembimbing Iwan saat itu.

Lambat laun, Iwan mulai mengerti alur cerita pewayangan hingga akhirnya kini ia pun menjadi dalang.

“Waktu itu dua tahun belajar otodidak dari 2004 sampai 2006, karena Palembang yang mengajari jadi dalang itu tidak ada. Jadi saya mendengar kaset pita peninggalan Bapak, sampai akhirnya memainkan sendiri,” ujarnya.

Wayang Palembang dan wayang Jawa sebetulnya memiliki cerita sama yang diangkat dari kisah Mahabarata dan Ramayana.

Hanya saja, saat penampilan berlangsung, dalang akan menggunakan bahasa asli Palembang yang hampir mirip dengan bahasa Jawa halus namun berbeda dialek.

Saat pentas dilakukan, durasi yang dimainkan pun paling lama dua jam dan paling singkat 10 menit tergantung dengan permintaan tuan rumah ataupun pemilik acara.

“Kalau di Palembang berbeda seperti Jawa yang ketika pentas bermain semalam suntuk,” jelas Iwan.

Wirawan Rusdi dalang wayang Palembang memperlihatkan wayang yang berasal dari abad ke 17 yang merupakan peninggalan dari keluarganya, Minggu (25/9/2023)KOMPAS.com / AJI YK PUTRA Wirawan Rusdi dalang wayang Palembang memperlihatkan wayang yang berasal dari abad ke 17 yang merupakan peninggalan dari keluarganya, Minggu (25/9/2023)

Sebagai sosok dalang tunggal, Iwan pun pernah manggung di beberapa daerah di Tanah Air, seperti Yogyakarta dan Solo. Meski bermain di luar daerah, Iwan tetap menggunakan bahasa asli Palembang.

“Kalau di Jawa memakai bahasa asli Palembang orang lebih paham. Karena bahasa Palembang sama dengan bahasa Jawa. Tapi kalau di Palembang pakai bahasa asli hanya ada beberapa orang saja yang mengerti, atau paling tidak orangtua,” jelasnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Regional
Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Regional
Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Regional
Maju di Pilkada Banten 2024, Iti Berharap Dipasangkan dengan Airin

Maju di Pilkada Banten 2024, Iti Berharap Dipasangkan dengan Airin

Regional
Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Regional
Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat 'Jaga Anak Ini dengan Baik'

Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat "Jaga Anak Ini dengan Baik"

Regional
Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Regional
Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com